Rp10,4 M untuk Alun-alun Kasepuhan

Rp10,4 M untuk Alun-alun Kasepuhan

ALUN-alun baru bakal ada lagi di Cirebon. Semangat serta antusias itu bergelora sejak awal digemborkan belakangan ini. Tentu itu mengingatkan kembali memori yang baru saja dilewati. Peresmian Alun-alun Kejaksan beberapa waktu. Dengan sejuta harapan yang tumpah. Melahirkan ragam pendapat serta penilaian yang bermacam-macam.

Alun-alun baru yang dimaksud itu Kasepuhan. Letaknya persis di depan Keraton Kasepuhan. Alun-alun ini semulanya pelataran biasa. Di tiap sisi dindingnya dijadikan lapak pedagang. Di trotoarnya juga sama. Harapan masyarakat besar. Apalagi jika melihat papan proyek. Di situ terpampang gelontoran anggaran yang disokong pemerintan provinsi. Nilainya Rp10.4 miliar. Tak lebih banyak dari Alun-alun Kejaksan Rp44 miliar.

Alun-alun Kasepuhan nantinya akan menjadi tempat pertunjukan seni dan budaya. Juga ada gapura candi bentar. “Jadi nanti alun-alun itu terbuka, tidak ada pagar. Yang ada candi bentar dan panggung budaya. Samping-sampingnya ada taman dan pepohonan,” ujar Direktur Badan Pengelola Kerataon Kasepuhan Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat.

Alun Kejaksan juga masih meninggalkan bekas. Karena belum lama diresmikan. Kini masyarakat diberi harapan alun-alun pilihan di Kasepuhan. Sekelumit persoalan di Kejaksan itu tercium hingga ke Kasepuhan. Jangan sampai ekspektasi itu tak lagi tercurahkan. Lalu kembali mengulang istilah: rumput tetangga lebih hijau. Alun-alun Majalengka kembali dijadikan pembanding.

Alun Kejaksan, bangga akan bassement. Ruang parkir bawah tanah itu juga yang membuat nilainya jauh membengkak daripada Alun Majalengka. Tapi tempat parkir kendaraan di Alun Kejaksan itu juga bikin kecele. Bukan wajar saja kalau pemkot melimpahkan persoalan ke urusan teknis. Seperti karena ada penambahan jaringan hexos 1,5 meter. Sehingha ketinggian akses masuk basement berkurang. Lagi, masyarakat kudu harus maklum.

Di Alun Kejaksan, juga seolah jadi pantangan ketika ingin berkunjung di siang hari. Cuaca terik. Panas. Membuat tidak nyaman berlama-lama. Dilihat dari kejauhan terlihat begitu tandus. Area bermain anak yang ditonjolkan kurang representatif. Rumput di sekeliling tampak tak siap untuk tumbuh. Banyak diinjak meski sudah ada larangan. Semua kembali kesadaran warga untuk merawat. Menjaga tempat itu agar tetap elok dikunjung. Elok dipandang. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: