Pecat Sekjen, Cak Imin Dinilai Paranoid
JAKARTA - Pemecatan terhadap Lukman Edy sebagai sekretaris jenderal (Sekjen) DPP PKB akhirnya benar-benar dilakukan. Ketua Umum DPP PKB A. Muhaimin Iskandar menyatakan, ketidakaktifan mantan menteri pembangunan daerah tertinggal (PDT) itu selama setahun terakhir menjadi alasan utama. Menurut Muhaimin, selama ini pihaknya sudah terus mencoba menghubungi Lukman. “Selalu dikatakan sibuk, di-SMS bolak-balik juga tidak dibalas,” ungkap Muhaimin di sela acara diskusi bertema Indonesia Ramah Lingkungan di Kantor DPP PKB, Jl Raden Saleh, Jakarta, kemarin (31/10). Muhaimin menilai bahwa mungkin alasan ketidakaktifan politikus kelahiran Riau itu ialah lebih sibuk berbisnis daripada mengurus partai. “Tidak ada kabar. Sama sekali tidak ada komunikasi selama ini,” imbuh politikus yang akrab disapa Cak Imin tersebut. Hanya, Muhaimin mengungkapkan bahwa pemecatan Lukman itu belum dituangkan dalam surat keputusan (SK) resmi. “Paling lambat akhir tahun ini lah,” tambah menteri tenaga kerja dan transmigrasi (Menakertrans) tersebut. Di tempat yang sama, Sekretaris Dewan Syura DPP PKB Andi Muawiyah Ramli menegaskan, keputusan pergantian Sekjen itu sudah menjadi keputusan dalam rapat DPP. Begitu juga penggantinya, sudah ditentukan. Yaitu Ketua DPP sekaligus Ketua DPW PKB Jatim Imam Nahrawi. “Dia (Imam Nahrawi, red) dipilih karena dianggap punya success story di Jatim,” ujar Andi. Apakah sudah disiapkan jabatan pengganti bagi Lukman? Dia menyatakan, belum ada pembicaraan ke arah sana. “Tapi, yang pasti beliau akan tetap di PKB. Sebab, sejatinya sudah ada saling pengertian terhadap pergantian ini. Setidaknya bisa lebih konsentrasi sebagai anggota DPR,” tutur Andi. Secara terpisah, kubu Lukman menanggapi sinis keputusan pemecatan tersebut. Ketua DPP PKB Eman Hermawan mempertanyakan alasan Muhaimin melakukan pergantian karena ketidakaktifan. “Sesungguhnya yang terjadi bukan tidak aktif, tapi Lukman Edy dan Muhaimin berbeda visi dalam membesarkan PKB,” tegas Eman. Dia menyatakan, sejak awal Lukman adalah tokoh pendukung islah tanpa syarat dengan semua pihak yang berkonflik selama ini. Sementara Muhaimin menginginkan islah dalam pengertian akuisisi karena merasa sebagai pemenang sengketa hukum. “Lukman Edy ingin muktamar akbar 2010, sedangkan Muhaimin ingin muktamar 2013 sesuai dengan SK Menkum HAM yang mengacu MLB Ancol,” tandasnya. Karena itu semualah, dia menganggap alasan Muhaimin melakukan pergantian, yakni Lukman tidak aktif selama setahun, hanyalah sebagai upaya mencari pembenaran. (dyn/c9/tof)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: