Persema IPL Berakhir

Persema IPL Berakhir

JAKARTA - Keputusan diskualifikasi atas Persema Malang membuat perwakilan mereka mendatangi kantor PSSI di Jakarta, kemarin (4/9). Mereka meminta surat keputusan Komdis PSSI sebagai bukti sanksi, dan sekaligus berkonsultasi untuk menyiapkan banding. Manajer Persema Patrick Tarigan yang ditemui usai menemui PSSI menjelaskan, pihaknya sudah berbicara dengan  Sekjen PSSI Joko Driyono. Persema menegaskan bisa menerima putusan komdis. \"Kalau putusannya demikian, ya kami bisa menerima. Tapi, kami akan tetap usaha (banding),\" ujarnya, kemarin. Surat banding tersebut akan dikirimkan secepatnya oleh Persema. Dia menyebut, usaha itu sebagai bentuk tunduknya Persema terhadap PSSI yang telah mengeluarkan keputusan melalui komdis. Meski akan melakukan banding, Patrick menyebut, banding sepertinya akan sulit diterima. Sebab, setelah berbicara dengan Joko, Patrick merasa berat untuk bandingnya yang tetap bertanding di IPL. \"Terlebih saat saya tanya Hinca Panjaitan (Ketua Komdis PSSI, red), dia bilang, kita duduk saja sebagai teman. Kalau tanya soal komdis, saya tidak akan jawab karena sudah putus,\" ujar Patrick menirukan omongan Hinca. Karena itu, banding yang diterima oleh Komisi Banding (Komding) PSSI menurut Patrick hanya akan berkisar denda. Persema sudah pasrah. \"Kalau diterima kami tanding terus, kalau tidak ya berarti 8 September laga perpisahan kami,\" ucapnya. Laga yang dimaksud adalah melawan Persebaya 1927. Sejatinya, laga itu adalah laga lanjutan IPL putaran kedua. Tapi, karena merasa bandingnya untuk tak didiskualifikasi berat, laga tersebut menurut Patrick hanya akan menjadi laga friendly. Laga itu tetap akan dilakukan karena sebelumnya Persebaya sudah terikat kontrak dengan stasiun televisi. \"Persema akan bantu sesama klub. Mungkin ini jadi momentum untuk sampaikan terima kasih, dan perpisahan musim ini,\" ucapnya. Selain ke PSSI, Persema  juga akan mempertanyakan kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) terkait tanggung jawab operator IPL tersebut. Sebab, Patrick merasa sebagai operator, LPIS telah menelantarkan mereka. Sanksi diskualifikasi ini turun, menurut dia, karena LPIS sebelumnya tak pernah memperingatkan tim sekota Arema tersebut. Saat melakukan WO untuk kali kedua, Patrick menyebut harusnya ada warning dari LPIS. Sebab, setelah WO akibat kesulitan finansial tersebut, Persema baru mendapatkan sponsor dan akhirnya bisa melanjutkan kompetisi. \"Tapi kami tidak ada peringatan apa-apa. Kami teruskan berkompetisi. Harusnya, setelah WO kedua itu, LPIS peringatkan Persema sehingga kami bisa berhenti berkompetisi,\" ujar dia. Kerugian klubnya mencapai ratusan juta Rupiah karena terhitung sejak WO kedua pada 30 Maret silam melawan Perseman Manokwari, Persema sudah melakoni sekitar 10 pertandingan. \"Kami butuh Rp80-100 juta setiap away dan Rp60-70 juta kalau home. Hitung saja berapa kerugian kami itu,\" ucapnya. Sementara itu, Ketua Komdis Hinca Pandjaitan pun menegaskan bahwa putusan diskualifikasi tidak dapat diganggu gugat. Menurut Hinca, media banyak yang salah menangkap keputusan komdis. Sebab, sejatinya hanya masalah denda yang bisa dibanding. \"Yang boleh dibanding cuma dendanya. Kelihatannya media salah memberitakan karena hukumannya selain diskualifikasi, pengurngan nilai dan denda. Besaran denda itu yang boleh dibanding, jelas kawan?\" tuturnya. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: