Gairahkan Bisnis Hutan

Gairahkan Bisnis Hutan

JAKARTA – Menggairahkan kembali bisnis kehutanan yang tengah lesu, Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan menawarkan kepada para pemegang izin pengusahaan hutan untuk mengoptimalkan pemanfaatan konsesinya dengan mengembangkan tanaman dari jenis cepat tumbuh yang memang banyak dibutuhkan industri pengolahan. “Optimalkan lahan yang terdegrdasi untuk penanaman fast growing species seperti sengon, jabon atau akasia. Kalau ini dilakukan, bisnis kehutanan bisa kembali bergairah,” ujarnya usai membuka Sarasehan Nasional, Masa Depan Pengelolaan Hutan Produksi Indonesia, di Jakarta, kemarin (4/9). Saat ini pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam atau biasa disebut HPH sedang kepayahan. Mereka yang menghentikan operasi, bahkan termasuk yang memperoleh sertifikat pengelolaan hutan lestari yang dikeluarkan lembaga asing. Dari total 294 unit HPH yang ada, hanya sekitar 115 unit saja yang beroperasi atau hanya 39 persen. Itu berarti, jika ditotal dengan menghitung areal hutan produksi yang tidak dibebani izin pengelolaan dan berada dalam status moratorium izin baru, maka luas areal hutan produksi yang terlantar karena tidak dikelola mencapai 48 juta hektare (ha). Menhut mengakui para pemegang IUPHHK saat ini memang sedang menghadapi masa sulit. Meski demikian jalan keluar tetap terbuka. Dia menyampaikan apa yang berkembang di Jawa, dimana industri pengolahan kayu bisa tumbuh pesat berbasis bahan baku kayu dari hutan tanaman. “Bahan baku berasal dari hutan rakyat yang tidak luas, masing-masing paling hanya 1-2 ha. Kalau lahan yang terbatas saja bisa, seharusnya juga bisa dilakukan pada areal IUPHHK yang lebih luas,” kata dia. Setelah pengembangan kayu cepat tumbuh dilakukan, Menhut juga menyarankan agar pemegang IUPHHK bisa membangun industri pengolahan skala kecil di dekat lokasi pengusahaan hutannya. “Yang juga tidak kalah penting, terus berupaya memperluas pasar,” tandasnya. (lum)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: