Fenomena Awan Langka Tegak Lurus di Langit, Dikaitkan Pertanda Pandemi segera Berakhir, Benarkah?

Fenomena Awan Langka Tegak Lurus di Langit, Dikaitkan Pertanda Pandemi segera Berakhir, Benarkah?

FENOMENA awan tegak lurus yang dinarasikan sebagai langit terbelah di Pacitan, Jawa Timur, sempat viral di media sosial. Fenomena apa sebenarnya ini?

Beberapa unggahan video, bahkan mengaitkan bahwa ini adalah pertanda pandemi covid-19 segera berakhir. Benarkah demikian?

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan mengenai fenomena ini.

Menurut dia, ada dua dugaan terkait jenis awan tersebut. Pertama adalah itu merupakan roll cloud atau awan gulung. Awan ini termasuk langka tetapi memang beberapa kali terjadi di beberapa tempat.

Awan ini kerena ada pertemuan 2 masa udara dengan kelembapan/kandungan uap air yang berbeda, dua hal yang mungkinkan, dipengaruhi oleh pertemuan angin regional dengan angin laut/darat atau terbentuk pada garis front dua masa udara yang berbeda kandungan uap airmya.

Kemungkinan dugaan kedua, awan ini terbentuk oleh Contrail pesawat jet, tetapi biasanya jejaknya relatif kecil diameternya dengan garis awannya lebih kuat dengan warna latar langitnya.

\"Contrail ini umurnya sangat pendek biasanya dalam skala menit bisa hilang, bentuknya mirip awan cirrus,\" tulisnya, di akun Instagram miliknya.

Adanya beberapa dugaan ini disebabkan karena memang tanyangan video awan di Pacitan memang kurang jelas.

Sehingga dugaan awan tersebut adalah roll cloud atau contrail jejak pesawat jet.

\"Yang pasti awan tersebut merupakan fenomena atmosferik biasa dan bukan merupakan pertanda akan terjadi sesuatu yang luar biasa misal akan terjadi gempa besar atau bencana lainnya,\" jelasnya.

Untuk itu, kepada masyarakat dihimbau tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan isu yang berkembang dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Selama ini memang sebagian masyarakat kita ada yang menduga bahkan percaya adanya kaitan antara bentuk awan lurus di langit dengan pertanda akan terjadi gempa.

Dugaan dan pendapat ini sebenanrnya masih sangat spekulatif karena belum ada kajian ilmiah yang membuktikan kebenarannya dan secara empirik belum terbukti. (yud)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: