Dahlan Iskan Tantang Peneliti Temukan Tebu Varietas Baru

Dahlan Iskan Tantang Peneliti Temukan Tebu Varietas Baru

JAKARTA - Upaya memperbaiki dan meningkatkan produksi gula nasional terus diupayakan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Salah satu caranya yakni dengan menaikkan biaya penelitian untuk Lembaga Penelitian Gula hingga lima kali lipat. “Saya minta anggaran biaya penelitian untuk lembaga penelitian gula dinaikkan dari Rp 1 miliar menjadi Rp 5 miliar. Kenapa? Untuk memperbaiki produksi gula dan petani tebu,” ucapnya saat ditemui wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9). Dirinya berharap dengan dinaikkannya anggaran secara signifikan, para peneliti yang bekerja di Lembaga Penelitian Gula tersebut dapat menemukan varietas tebu yang benar-benar bagus. Pasalnya dengan datangnya musim hujan kualitas rendemen tebu atau kadar kandungan gula dalam tebu menurun drastis. Dari biasanya 19 persen menjadi 14-15 persen. “Tahun ini kualitas tebu jelek sekali. Karena hujan yang tidak berhenti-henti menjadikan rendemen tebu turun saat dibawa ke pabrik,” ungkapnya. Akibat dari turunnya rendemen tebu tersebut, kualitas tebu juga menurun. Pada tahun lalu dari satu hektare tebu yang ditanam, petani bisa meraup keuntungan hingga Rp 20 juta. “Kalau tahun ini kira-kira keuntungan Rp 7-9 juta. Selain karena faktor hujan yang tiada henti dan maraknya gula impor juga dikarenakan harga gula turun,” jelas dia. Guna mengatasi hal itu, dirinya menginginkan supaya ada satu varietas tebu baru yang berkualitas. Yakni temu yang kendati diguyur hujan tapi tidak menurunkan kualitas rendemennya. Selain itu, mantan Dirut PLN ini juga meminta kepada para peneliti yang bekerja di Lembaga Penelitian Gula tersebut untuk menemukan varietas tebu yang mempunyai kadar rendemen sama meski ditebang di awal, tengah atau akhir musim. “Ini tantangan bagi PT untuk menemukan varietas tebu yang tahan terhadap hujan. Kendati hujan tapi dropnya jangan terlalu. Dari 19 persen (nilai rendemen tebunya-red) ke 18 persen, okelah,” pinta dia. Selama ini, di setiap PT Perkebunan Nusantara (PTPN), aku Dahlan sudah mempunyai lembaga penelitian yang berskala kecil-kecil. Masing-masing lembaga itu melakukan penelitian sendiri-sendiri. Namun karena penelitian yang dihasilkan kurang memuaskan, maka dirinya lantas menggabungkan lembaga tersebut di bawah Lembaga Penelitian Gula yang berada di Pasuruan, Jawa Timur. “Jadi nanti naik menjadi Rp 5 M untuk PTPN. Penanggungjawabnya adalah PT RPN (Riset Perkebunan Nusantara). Semua jadi satu, anggarannya juga dikumpul jadi satu,” bebernya. Selain mempunyai Lembaga Penelitian Gula yang berada di Pasuruan Jawa Timur, saat ini Kementerian BUMN juga mempunyai beberapa lembaga penelitian yang tersebar di wilayah Nusantara. “Di antaranya kita punya sawit (lembaga penelitian-red) yang berada di Medan, Kakao di Jember dan Teh di Bogor,” pungkasnya. (sar/medcen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: