Tidak Hanya Paru-Paru, Infeksi Covid-19 Juga Serang Organ Vital ini

Tidak Hanya Paru-Paru, Infeksi Covid-19 Juga Serang Organ Vital ini

JAKARTA – Akibat dari infeksi Covid-19, ternyata dapat memberikan dampak gangguan kognitif pada otak atau brain fog yang terjadi pada masa pemulihan.

Brain fog adalah kondisi saat seseorang mengalami penurunan fungsi kognitif. Seperti sulit konsentrasi, sering lupa, hingga sulit mengambil keputusan.

“Dulu awalnya kita menyebut Covis-19 terkait dengan penyakit paru-paru. Seperti infeksi dan sesak napas. Ternyata setelah sembuh banyak dampak yang lain yang multi-organ. Salah satunya adalah otak,” kata Dokter Spesialis Syaraf, dokter Yuda Turana dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (18/8).

Penyebab gangguan kognitif dapat terjadi melalui mekanisme multi-faktor. Mulai dari faktor risiko penyakit bawaan, infeksi Covid-19, hingga perubahan status mental saat perawatan di rumah sakit.

“Virus Covid-19 dapat secara langsung menginfeksi ke otak penyintas maupun secara tidak langsung karena faktor penyakit kormobid,” imbuhnya.

Yuda mengatakan, sebelum ada Covid-19, sebuah penelitian pada 2006 telah menunjukkan pusat memori di otak (hippocampus) sangat rentan terhadap inflamasi atau peradangan.

“Artinya, kalau ada infeksi virus, hippocampus rentan kena. Maka tidak heran kalau pada kasus virus Covid-19 memiliki efek klinis jangka panjang. Seperti mudah lupa dan sulit konsentrasi,” terangnya.

Sebetulnya, lanjut Yuda, tidak ada evidence-based medicine yang paling ampuh untuk mengatasi gangguan kognitif.

Meski begitu, akan selalu ada potencial treatment atau pengobatan yang bisa dilakukan. Yakni mengkonsumsi Citicoline.

Selain itu, pentingnya kombinasi olahraga fisik, stimulasi mental, dan aktivitas sosial untuk menjaga kesehatan fungsi otak dan mencegah gangguan kognitif. Tentu tetap menjaga protokol kesehatan serta vaksinasi.

“Setidaknya jalan dan senam di tempat itu olahraga. Stimulasi mental dapat dilakukan dengan cara perbanyak berita positif hindari berita negatif. Jangan lupa aktivitas sosial. Ini semua harus dikombinasikan,” tutupnya. (fin)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: