Menolak Penobatan Rahardjo Djali, Pangeran Kuda Putih: Tidak Ada Sultannya Tidak Mempengaruhi Perekonomian
CIREBON - Keluarga Besar Santana Kesultanan Cirebon dengan tegas menolak penobatan Rahardjo Djali sebagai Sultan Sepuh Aloeda II.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Buhun Santana Kasultanan Cirebon, Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja atau Pengeran Kuda Putih saat menggelar jumpa pers di Pressroom Balaikota Cirebon, Kamis (19/8).
\"Kami dengan tegas menolak dan tidak mengakui akan status orang mengaku sebagai Sultan Sepuh Aloeda II. Yang kami tahu secara pakem, bahwa Polmak itu tidak bisa menjadi Sultan. Keraton Kasepuhan tidak ada sultannya tidak mempengaruhi perekonomian di Cirebon dan tidak mempengaruhi masyarakat Cirebon juga kok. Jadi, kenapa buru-buru harus ada sultannya,\" ungkapnya.
Menurut Pangeran Heru, pihaknya menyayangkan adanya beberapa keluarga yang mendukung dan memihak Rahardjo Djali sebagai Sultan Sepuh Aloeda II.
\"Saudara-saudara saya yang memihak ke sana (Rahardjo) mudah-mudahan dibukakan hidayahnya, mana saudara dan mana yang bukan, mana yang trah dan mana yang bukan, harus bisa jeli lah jangan cuma gara-gara melihat dari sisi materi dan segala macamnya,\" ujarnya.
Heru juga menyatakan siap jika dimintai keterangan oleh kepolisian terkait aksi penyegelan Keraton Kasepuhan pada hari Selasa (17/8).
\"Ya silahkan saja pihak Luqman Zulkaedin melapor ke polisi soal aksi kami melakukan penyegelan Keraton Kasepuhan. Dan saya siap kok diperiksa polisi,\" katanya.
\"Ya jelas, kami melakukan penyegelan itu merupakan hak kami terhadap rumah (keraton) kami sendiri. Saya punya akte lahir kok sebagai ahli waris rumah (keraton) ini. Saya juga punya Babon (silsilah) dari ayah dan ibu. Dalam sengketa dia (Luqman) dengan Rahardjo sudah jelas bahwa dia bukan keturunan kanjeng sunan. Ketika kita gembok, itu rumah, rumah kita sendiri kok,\" tandasnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: