Harga Telur Ayam Terjun Bebas Rp13,800 per Kg
HARGA telur ayam di tingkat peternak semakin anjlok. Sebut saja di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, harga per kilogramnya sudah mencapai Rp13,800. Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar, Sukarman mengatakan, bahwa harga telur ayam saat ini dinilai tidak sesuai dengan biaya perawatan.
“Hari ini harga telur ayam Rp13.800 per kilogram dari kandang. Kemarin Rp14.200 per kilogram,” kata Sukarman, Selasa (21/9).
Menurut Sukarman, turunnya harga telur ayam ini sudah terjadi sejak awal pandemi Covid-19. Terlebih lagi, kebijakan PPKM juga membuat harga telur ayam semakin turun.
“Produksi telur ayam tetap, sedangkan barang tidak bisa leluasa dikirim ke luar kota,” ujarnya.
Dapat disampiakan, bahwa Kabupaten Blitar adalah salah satu penghasil telur ayam dari sentra peternakan ayam yang cukup besar. Telur-telur ini selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga dikirim hingga berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta. Bahkan, telur ayam asal Blitar juga sebagai salah satu penyokong kebutuhan telur nasional.
Sebelum pandemi covid-19, per hari pengiriman bisa hingga mencapai 450 ton. Namun, karena penerapan PPKM jumlah pengiriman menurun drastis. Misalnya di Jakarta, program pangan murah dihentikan sementara, sehingga permintaan telur pun turun.
“Lalu lintas manusia dikurangi akhirnya menjadikan harga telur turun, padahal produksi tetap. Pakan bahan bakunya impor, selama pandemi juga naik,” terangnya.
Selain harga telur yang terus mengalami penurunan, lanjut Sukarman, harga pakan juga masih mahal dikisaran Rp6.600 per kilogram untuk pakan jadi. Sedangkan untuk jagung Rp6.000 per kilogram.
“Padahal, harga jagung sesuai peraturan Kementerian Perdagangan seharusnya Rp4.500 per kilogram,” ucapnya.
Menurut Sukarman, HPP telur idealnya adalah Rp20.500 per kilogram. Namun, karena harga saat ini sekitar Rp14 ribu per kilogram dari kandang, otomatis peternak mengalami kerugian sekitar Rp6.500 per kilogram.
“Saat ini banyak peternak yang gulung tikar. Dari sekitar 4.500 peternak di Kabupaten Blitar, ada sekitar 20 persen yang gulung tikar,” pungkasnya. (ant/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: