PLN UIP JBT Bantu Mesin Produksi UMKM Opak Ketan di Sumedang
Makanan atau jajanan kuliner Indonesia di masing-masing daerah cukup beragam. Tak melulu soal tahu. Jika berkunjung ke daerah Kabupaten Sumedang, ada banyak pilihan jajanan kuliner atau camilan tradisional yang bisa kita dapatkan. Salah satunya adalah Opak.
================
OPAK adalah camilan tradisional yang konon dikenal sebagai cemilan favorit khas bangsawan pada saat zaman Kerajaan Sumedang Larang. Di Sumedang, camilan ini cukup digemari masyarakat dan sudah banyak produsen opak atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjualnya.
Melihat potensi penjualan opak sebagai salah satu cemilan tradisional khas Sumedang, Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT) memberikan bantuan TJSL kepada salah satu kelompok UMKM Opak yang berada di Desa Karedok, Kecamatan Jatigede.
“Kali ini kami memberikan mesin pembuat opak yang pembuatannya bekerjasama dengan Universitas Telkom. Selaras dengan program pemerintah dan tujuan SDG’s, kami berharap program ini dapat bermanfaat dan mendukung kemajuan serta kemandirian UMKM di Desa Karedok,” ujar General Manager PLN UIP JBT Octavianus Duha.
Bantuan TJSL dengan total anggaran sebesar Rp40 juta ini diberikan kepada UMKM Opak Mekarsari yang kini menjadi mitra binaan PLN. Bantuan tersebut direalisasikan berupa bantuan mesin penumbuk ketan dengan metode transisi, alat cetak opak dengan sistem noken as dan mesin pematang opak dengan metode roller.
“Kalau produksi sehari bisa sampai 100 bungkus aja, karena kami terkendala alat produksi yang masih tradisional. Tapi alhamdulillah atas kepedulian dari PLN, sekarang kami punya mesin produksi baru yang menjadi solusi bagi kami untuk memenuhi permintaan pasar yang sudah lumayan banyak,” ujar Oom Sumiati.
Ya, Oom Sumiati (48), salah seorang pelaku UMKM Mekarsari asal Desa Karedok, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, telah menggeluti bisnis opak ketan selama 10 tahun dan kini memiliki anggota sebanyak 10 orang.
Dengan merk produk Sari Rasa, UMKM Mekarsari menjual produknya hingga ke daerah Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Dari hasil penjualan tersebut, UMKM Mekarsari mendapatkan pemasukan sekitar Rp7,5 juta dari jumlah produksi kurang lebih 3.000 bungkus per bulannya.
Jika sebelumnya proses penumbukan 1 cetakan opak membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam, kini dengan mesin penumbuk opak dari PLN, kelompok UMKM Mekarsari dapat menumbuk 8 cetakan opak dalam waktu 1,5 jam. Sementara itu, untuk proses pematangan, UMKM Mekarsari dapat memproduksi hingga 800 keping opak dalam waktu 15-20 menit.
“Alhamdulillah ada banyak kelebihan dari mesin yang diberikan. Selain produktivitas kami bisa bertambah, kini kami tidak khawatir kalau musim hujan karena sudah ada mesin dari PLN. Sekarang kami bisa memproduksi opak di dalam ruangan saat hujan ataupun saat malam,”Imbuh Oom.
Melalui bantuan ini, PLN berharap usaha Opak Ketan UMKM Mekarsari dapat bertahan meski dalam kondisi pandemic covid-19 dan menjadi semangat baru untuk meningkatkan produktifitasnya. Selaras dengan tujuan SDG’s nomor 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, PLN berkomitmen untuk terus mendukung perekonomian masyarakat melalui program pemberdayaan UMKM, khususnya di daerah sekitar proyek PLN. (via/rls/opl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: