Testing Random Harus Lebih Masif
PASIEN positif aktif Covid-19 di Kota Cirebon seminggu terakhir menyisakan di bawah 50. Namun pemkot tak mau lagi kecolongan. Meski banyak kelonggaran diterapkan demi membuka keran ekonomi yang sempat terkekang.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mewanti-wanti masyarakat untuk tetap waspada. Tak abai terhadap protokol kesehatan meski angka Covid-19 terus menurun. Dia juga meminta para pelaku usaha untuk disiplin. Memantau setiap kegiatan pengunjung. Memastikan prokes benar-benar terlaksana dengan baik.
“Alhamdulillah kondisi Covid-19 saat ini sudah landai. Kita sudah menyiapkan baik PCR atau tempat isolasi. Sebagian memang sudah dilaksanakan, kayak untuk isolasi intensif. Alokasi PCR untuk menghitung sampai Desember 2021 juga sudah,” kata pria yang akrab disapa Gusmul tersebut, saat ditanya soal penyerapan Belanja Tidak Terduga (BTT) di Kota Cirebon, kemarin.
Gusmul mengaku belum mendapat laporan terbaru terkait penyerapan BTT tersebut. Namun tahun 2021, katanya, telah terjadi empat kali refocusing anggaran. “Jumlahnya tidak hapal. Tapi kan sudah didefinitifkan di APBD perubahan. Sampai Desember masih ada saldo anggaran,” tukasnya.
Ditanya evaluasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang telah berlangsung, Pemkot Cirebon, katanya, belum ada rencana untuk melakukan swab test masal kepada siswa secara acak. Meski di beberapa daerah, telah terjadi klaster penularan PTMT.
“Kalau pun ada siswa terindikasi positif Covid-19, itu kan sudah ada satgas di sekolah. Satgas akan koordinasi dengan puskesmas setempat. Pertama disarankan tidak usah masuk, kedua lapor ke puskesmas. Jadi tidak secara masal kami melakukan pemeriksan PCR atau Antigen,” katanya.
Sementara Akademisi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein SpPD FINASIM FACP menilai, seharusnya di saat aktivitas sudah mulai dibuka kembali, tes juga digencarkan. Katanya, strategi mitigasi 3T, harus tetap masif. Di tengah momen masyarakat yang sudah kembali beraktivitas, testing secara random justru perlu dilakukan.
Bahkan bila perlu menggunakan swab antigen. Testing ini, lanjutnya, perlu dikencangkan pelaksanannya, justru pada saat sekolah dibuka dan wisata dibuka. Pada kondisi ini, sambung dia, testing bukannya turun. Tetapi harus lebih masif. “Di saat krusial itulah, harus bisa menemukan orang-orang yang berisiko. Segera dilakukan treatment,” ucap dia.
Bila ditemukan kasus, kata dia, sebisa mungkin isolasi dilakukan tidak di rumah. Tatapi ke pusat isolasi terpadu. Ini untuk menekan terjadinya penularan. Juga agar penanganan bisa lebih cepat dan tepat. “Kalau ekonomi mau tumbuh, harus lebih tegas terkait yang terdampak untuk segera isolasi. Tidak ada jalan lain. Sekarang justru harusnya gencar testing dan vaksin,” tegasnya. (ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: