Jelang Idul Adha, Harga Sembako Naik

Jelang Idul Adha, Harga Sembako Naik

SEDONG - Sudah menjadi kebiasaan menjelang hari raya, baik Idul Fitri ataupun Idul Adha, harga kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) mengalami kenaikan. Tingkat kenaikannya bervariasi, ada yang hanya naik beberapa ratus rupiah saja, ada juga yang naik jauh dari harga semula. Seperti di Pasar Sedong, Kec Sedong, Kab Cirebon, salah satu pedagang kios sembako, H Usnadi (48), mengatakan sebagian besar harga bahan pokok sudah mengalami kenaikan sejak Minggu kemarin. Tetapi kenaikan yang terjadi menjelang Idul Adha, tidak akan terus berlanjut sampai seusai Idul Adha, berbeda dengan Idul Fitri, akan mengalami kenaikan sampai pasca lebaran. Hal ini dikarenakan pasokan yang menipis, sehingga bahan pokok di pasar pun terbatas. “Harga bahan pokok sudah naik sejak Minggu kemarin, tapi biasanya setelah Idul Adha harganya tidak akan melonjak lagi, beda sama setelah Idul Fitri pasti harga-harga naik,” jelasnya pada Radar, Senin (8/11). Bahan pokok yang mengalami kenaikan diantaranya, harga telur ayam yang semula Rp12,500/kg sekarang Rp13,000/kg, minyak curah mengalami kenaikan lebih tinggi, dari Rp9,500/kg, sekarang Rp10,400/kg, begitupun dengan harga gula putih, Rp9,500/kg sekarang Rp10,400/kg, kecap semula harganya Rp18,000/botol sekarang menjadi Rp20,000/botol, harga beras dengan kualitas biasa pun mengalami kenaikan, dari Rp6,400/kg sekarang Rp6,700/kg, serta kacang tanah yang naik dari Rp14,000/kg menjadi Rp16,000/kg. Yang terpantau stabil adalah harga terigu. Selain harga yang naik, ternyata ada juga harga bahan pokok yang mengalami penurunan harga, seperti, kacang hijau yang semula Rp16000/kg turun menjadi Rp14000/kg, gula merah dari Rp9000/kg menjadi Rp8500/kg. Selain itu warga Desa Sedong memiliki tradisi mengadakan hajatan, pada hari raya Idul Adha atau sesudah Idul Adha, sehingga ramainya pasar bukan hanya menyambut hari raya tetapi juga mempersiapkan kebutuhan untuk hajatan. “Di sini, warga selain membeli persiapan untuk lebaran, juga belanja buat persiapan hajatan, udah jadi tradisi kalo lebaran kurban itu musim hajatan,” kata dia. Persaingan saat ini sangat dirasakan keras oleh Usnadi, mulai dari keuntungan sampai soal pelanggan. Sejak berdagang tahun 1985 lalu terasa banyak perbedaan. “Sekarang kan pembeli sudah pintar, jadi di sini mahal sedikit aja, pasti pindah ke kios lain, jadi tak tik nya ya, lebih bisa main harga aja, dan mengikuti pasar, biar bisa bertahan,” tuturnya, sambil menjaga kios. Tetapi kenaikan harga menjelang Idul Adha, dirasakan biasa saja, karena bagaimanapun para pembeli membutuhkan bahan pokok. Dia mengungkapakn hanya saja modalnya untuk belanja bertambah dari hari biasanya. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: