Selama Pandemi, Sebanyak 1.852 BUMDes Merambah Ke e-Commerce

Selama Pandemi, Sebanyak 1.852 BUMDes Merambah Ke e-Commerce

KEMENTERIAN Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat, sebanyak 1.852 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merambah ke e-commerce, menyusul menurunnya aktivitas pasar konvensional selama pandemi corona.

Menterian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan, bahwa ribuan BUMDes lainnya juga aktif memasarkan produk unggulannya melalui media sosial.

“BUMDes-BUMDes ini terus berpacu dengan kondisi kebutuhan supaya produknya bisa dipasarkan,” kata Halim, Kamis (30/9).

Menurut Abdul Halim, terjadinya peningkatan jumlah BUMDes yang masuk ke dunia e-commerce menjadi tanda kemajuan digital di desa-desa. Terlebih, semakin banyaknya partisipasi generasi muda menyebabkan proses pembangunan di desa semakin melek digital.

“Selama ini seakan-akan ada kontradiksi antara digital dan desa. Padahal sekarang sudah berjalan seiring,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Gus Menteri ini mengatakan dari total 74.961 desa di Indonesia, sebanyak 3.700 desa di antaranya masih belum mendapatkan jaringan internet. Menurutnya, pemerintah saat ini terus menggenjot agar semua desa dapat segera mendapatkan jaringan internet.

“Dana desa sangat mendukung utamanya untuk fasilitas internet di spot-spot publik, misalnya, di kantor desa, balai pertemuan, pokoknya spot publik. Justru kita dorong agar disediakan jaringan internet,” tuturnya.

Penggunaan dana desa, lanjut Abdul Halim, dialokasikan berdasarkan kebutuhan riil desa dengan mengacu pada SDGs Desa. Ia berharap dana desa dapat memberikan dampak signifikan pada penurunan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia.

“Pengentasan kemiskinan ekstrem kalau ditangani tingkat mikro, yakni level desa akan mudah,” pungkasnya. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: