Tiga Skenario Pemulihan Ekonomi
BANDUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menyiapkan tiga skenario pemulihan ekonomi di Jabar. Pertama penyelamatan, kemudian pemulihan dan skenario ketiga normalisasi. Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan, skenario penyelamatan yakni berfokus pada tenaga kerja di berbagai sektor usaha dan menghidupkan kembali UMKM yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Selanjutnya skenario pemulihan berfokus pada penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor usaha, membuka bisnis, berinvestasi, dan membuka industri besar.
“Sedangkan skenario ketiga adalah penormalan dengan fokus pada kelanjutan program pemulihan dan sektor ekonomi lainnya secara normal, termasuk pengembangan infrastruktur melalui KPBU dan obligasi,” ungkap Pak Uu -sapaan Wagub Jabar- dalam Rapat Pembahasan Potensi Komoditas Jagung untuk Pengembangan Jabar Selatan di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar, Kota Bandung, Selasa (5/10).
Menurut Pak Uu, Pemprov Jabar saat ini terus berupaya mewujudkan pemerataan perekonomian. Salah satunya dengan intens membangun Jabar di wilayah selatan.
Sejumlah program pun terus diakselerasi di Jabar selatan. Mulai dari pembangunan Jalur Tengah Selatan (JTS), pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), hingga pengembangan desa-desa wisata.
Selain itu, sektor perikanan dan kelautan tentunya patut untuk diperjuangkan. Tanah yang subur juga jadi potensi yang kuat untuk mengembangkan sektor perkebunan dan pertanian.
Pak Uu menuturkan, ada lima prioritas pembangunan bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Pertama, pengembangan pertanian berkelanjutan di Jabar yang bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi, sosial dan ekologi.
Kedua, pengembangan smart agriculture dari hulu sampai hilir yaitu dari sisi produksi sampai pemasaran. Ketiga, pengembangan korporasi pertanian. Keempat, pembentukan petani milenial. Terakhir adalah optimalisasi lahan tidur untuk kegiatan pertanian, perkebunan serta peternakan.
\"Bicara pertanian adalah sebuah anugerah bagi kita, curah hujan di Jabar besar, tanah otomatis subur, dan juga di Jabar banyak orang pintar,\" ucapnya.
\"Permasalahannya antara lain belum ada lokasi pertanian yang skala besar dengan pengelolaan canggih. Kemudian kepemilikan lahan tanah, masyarakat masih sedikit, jarang masyarakat punya tanah ratusan hektare,\" imbuhnya.
Menurut Pak Uu, inovasi, kolaborasi, dan digitalisasi, menjadi faktor penting dalam mengatasi persoalan tersebut.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar Dadan Hidayat. Menurutnya, kemajuan sektor pembangunan bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura membutuhkan lima M, yakni Men (manusia), Money (modal), Materials (sarana), Method (cara), dan Market (pasar).
\"Terkait lahan, mudah-mudahan perwakilan dari PTPN VIII bisa sedikit memberikan masukan bagaimana ada lahan- lahan yang kurang dimanfaatkan. Bagaimana kalau dimanfaatkan untuk pengembangan budi daya jagung yang kita inisiasi untuk pembangunan pertanian di Jabar bagian selatan,\" kata Dadan. (rio/okk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: