Presiden Erdogan Melunak, Batal Mengusir Duta Besar 10 Negara Barat

Presiden Erdogan Melunak, Batal Mengusir Duta Besar 10 Negara Barat

ANKARA— Presiden Turki Recep Tayep Erdogan akhirnya melunak, dia membatalkan keputusan mengusir Dubes AS dan Dubes negara barat lainnya yang sebelumnya akan diberikan persona non grata.

Para duta besar 10 negara barat itu dianggap ikut campur urusan dalam negeri Turki setelah menyerukan pembebasan Osman Kavala, seorang tokoh oposisi Turki yang dipenjarakan Erdogan.

Keputusan itu diumumkan Presiden Recep Tayyip Erdogan usai melakukan pertemuan dengan jajarannya yang membahas kemungkinan pengusiran para duta besar pada Senin malam (25/10) waktu setempat.

Sesaat sebelum pertemuan, Kedutaan Besar AS, bersama dengan negara lain yang terlibat dalam skandal itu, mengeluarkan pernyataan yang berjanji untuk mematuhi Pasal 41 Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik, yang menyatakan bahwa misi tidak boleh mencampuri urusan negara tuan rumah.

Baca juga:

Seorang penasihat Erdogan mengatakan kepada BBC bahwa presiden, meski mengaku kecewa, mengatakan ia menyambut pernyataan itu dan bahwa perselisihan telah diselesaikan.

Perselisihan diplomatik yang pahit berlangsung pekan lalu, setelah kedutaan besar AS, Kanada, Jerman, Prancis, Finlandia, Swedia, Denmark, Norwegia, Selandia Baru, dan Belanda merilis pernyataan bersama yang mendesak penyelesaian cepat dan adil untuk kasus Osman Kavala, seorang pengusaha dan dermawan Turki.

Kavala telah ditahan di penjara tanpa hukuman sejak 2017, menghadapi berbagai tuduhan mulai dari mendanai protes Taman Gezi 2013 hingga ikut serta dalam upaya kudeta 2016 yang gagal.

Sementara pihak berwenang mengklaim Kavala adalah agen miliarder AS George Soros.

Sementara para pendukungnya percaya dia menjadi tahanan politik yang ditargetkan karena menentang kekuasaan Erdogan yang semakin otoriter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: