Pesan dari Haul ke-6 Mas Alwy dan Mbah Surip, Dedi Kampleng: Mari Berkarya
CIREBON - Sejumlah seniman, budayawan, aktivis dan penulis berkumpul di puing-puing reruntuhan gedung Dewan Kesenian Cirebon (DKC) Komplek Perkantoran Bima Kota Cirebon, Senin (1/11) malam.
Mereka sengaja berkumpul untuk menggelar Haul ke-6 Ahmad Syubhanudin Alwi (Kang Alwy) dan M Suripno (Mbah Surip). Keduanya, merupakan tokoh budaya Cirebon.
Acara haul diawali dengan pembacaan tahlil dan doa untuk kedua tokoh tersebut, yang dipimpin oleh Ustad Khotibul Umam.
Setelah itu, masing-masing perwakilan dari berbagai komunitas dan lintas generasi memberikan sepatah dua patah kata kenangan tentang Kang Alwi dan Mbah Surip.
Pendiri Teater Awal, Kurnadi yang hadir dalam haul tersebut, mengenang Ahmad Syubhanudin Alwy sebagai sosok yang tak pantang menyerah. Tetapi, setiap kali berbincang dan berdiskusi dengan alhmarhum tidak pernah membahas soal seni dan budaya. Tapi, lebih bersifat privat.
\"Satu minggu sekali, dia datang ke rumah tengah malam dan pulang hampir subuh. Pembicaraannya seputar keluarga dan hal-hal yang ia lakukan,\" katanya.
Sementara, jika mengenang sosok Mbah Surip, Kurnadi mengingatnya sebagai pribadi yang introvert. \"Jadi, kalau ingin membuat sesuatu, Mas Surip tidak mau ditemani. Padahal, saya butuh beliau agar anak-anak sanggar saya bisa belajar tentang teater,\" paparnya.
Pada momen haul ini, Kurnadi berharap, agar kedua almarhum mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosanya.
Ditempat yang sama, penggagas acara haul, Dedi Setiawan alias Dedi Kampleng mengungkapkan, haul ini merupakan momen untuk mengenang jasa dan karya beliau selama hidup. Karena tidak sedikit kontribusi dua tokoh ini untuk peradaban di Cirebon.
Selain itu, haul ini juga sebagai ajang silaturahmi para seniman, budayawan, penulis dan aktivis yang selama ini sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
\"Kang Alwy merupakan role model kita dalam berkesenian dan berbudaya. Banyak ilmu, pengetahuan, attitude yang kami dapatkan dari beliau,\" ungkapnya.
Kemudian, haul ini juga merupakan sebuah respon dari keprihatinan atas situasi dan kondisi di dunia kesenian dan kebudayaan di Kota Cirebon dan sekitarnya yang mengalami degradasi dan dekandensi. Sementara, di kota dan daerah lain, kesenian dan kebudayaan sudah menjadi prioritas pembangunan manusia.
\"Saya kira harus segera melakukan gerakan moral, jangan terus menerus membahas romantisme kita dengan Kang Alwy dan Mbah Surip. Ke depan, Kang Alwy juga jauh lebih bangga dengan kita sebagai adik-adiknya apabila bisa membuat harum keluarga dan Cirebon pada umumnya,\" bebernya.
Oleh sebab itu, dia pun mengajak kepada seniman, budayawan dan lainnya untuk terus berkarya. \"Dengan karya, kita bisa dikenang orang,\" pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: