Dahlan Iskan Gerakkan BUMN Bangun Pabrik Sagu di Papua

Dahlan Iskan Gerakkan BUMN Bangun Pabrik Sagu di Papua

JAKARTA – Tindakan nyata terus dilakukan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan beserta jajarannya. Guna menjaga ketahanan pangan nasional, perusahaan pelat merah itu bakal membangun pabrik sagu terbesar pertama di Papua Barat. Pabrik senilai sekitar Rp 120 miliar akan dibangun oleh Perum Perhutani. Sebanyak 30% diambil dari modal sendiri dan sisanya dari sektor perbankan. Pabrik Sagu ini nantinya akan berlokasi di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan. Proses pemancangan tiang pertama konstruksi pabrik dimulai pada Oktober 2013. “Ground breakingnya bulan depan. Harus ada traktor. Karena itu ke sini mau liat lokasi di mana sih? Liat tapaknya seperti apa,” ujar Dirut Perhutani Bambang Sukmananto, Jumat (27/9). Dan sesuai rencana, pabrik sagu tersebut bakalan beroperasi setahun berikutnya pada tahun 2014. Pabrik ini mampu memproduksi hingga 30.000 ton tepung sagu. Dan Perhutani, memperoleh konsesi lahan pohon sagu mencapai 16.000 hektare di sekitar pabrik. “Ini dapat izin areal dinas kabupaten sekitas 16.000 hektare. Mungkin yang efektif untuk potensi sagu 10.000 hektare – 11.000 hektare,” paparnya. Ia menjelaskan, dalam pembangunan pabrik tersebut, Perhutani menggandeng sejumlah BUMN lainnya, yakni PT PLN (Persero) dan PT Barata (Persero). Detailnya, PLN akan membangun power plant atau pembangkit listrik untuk memasok listrik sedangkan Perhutani bersinergi dengan Barata membangun pabrik sagu. “Ini proyek merah putih. BUMN turun tangan. Karena sangat mahal. Perusahaan nggak boleh rugi,” tegasnya. Kata Bambang, nantinya listrik dari power plant milik PLN juga bakal dijual secara komersial. Dan sebagai bahan baku listrik, lanjutnya diambil dari kulit pohon sagu. Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan bahwa pembangunan pabrik sagu di Sorong Papua Barat merupakan salah satu strategi BUMN menjaga ketahanan pangan nasional. Ia mengaku prihatin, karena saat bertandang ke Papua beberapa waktu lalu ternyata menurut warga, sagunya justru berasal dari Jawa. Nantinya pabrik sagu ini, sambungnya bakal memproduksi tepung sagu dan produk turunan. Produk ini bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia termasuk Papua. Kata Dahlan, sewaktu dicetuskan ide pembangunan pabrik tersebut yang menjadi persoalan adalah dari mana listriknya berasal. Dan dari penelitian, ternyata kayu dari kulit pohon sagu mempunyai energi yang cukup besar. “Sudah kita putuskan Pembangkit Listriknya dari kulit kayu pohon sagu yang dibakar. Ternyata mampu menghasilkan uap dan menggerakkan turbin,” ucapnya saat memberikan kuliah umum di Unsoed Purwokerto beberapa waktu lalu soal rencananya membangun Pabrik Sagu di Sorong, Papua Barat. Menurutnya, Pabrik sagu tersebut akan dijadikan sebuah terobosan baru dalam menjaga ketahanan pangan Nasional. Karena perlu diketahui, setiap pohon sagu yang dipotong justru akan tumbuh anak sagu dengan cepat. “Kita akan lihat apakah orang Papua masih mau makan sagu, karena sebenarnya lebih baik daripada nasi yang lebih banyak karbohidrat,” jelasnya. (sar/medcen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: