Drainase Buruk Tak Pernah Tuntas
SEJUMLAH titik di jalan perkotaan Kota Cirebon kembali tergenang, imbas dari hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi Selasa lalu (2/11). Berdasarkan pemantauan Radar Cirebon beberapa waktu lalu, ada beberapa lokasi yang terjadi genangan. Padahal, hujan baru terjadi sebentar.
Lokasi-lokasi tersebut di antaranya Jalan Cipto Mangunkusumo atau depan Kantor Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), Transmart, CSB Mall, hingga SMAN 2 Kota Cirebon.
Kemudian, genangan terjadi juga di Jalan Kesambi Dalam, tepatnya di depan Lapangan Bola Kesambi Dalam dan berlanjut sampai ke Jalan Rajawali Raya, Jalan Ciremai Raya, serta beberapa ruas jalan lainnya.
Diketahui, penyebab tergenangnya lokasi-lokasi tersebut adalah kondisi drainase yang buruk sehinga memicu terjadinya genangan yang dapat berimbas menjadi banjir bila sejumlah wilayah di Kota Cirebon mengalami hujan dengan intensitas yang tinggi.
Belum lagi, prediksi BMKG yang mengatakan Jawa Barat akan diguyur hujan dengan intensitas yang lebat disertai dengan petir dan sifatnya merata, sampai tanggal 6 November 2021 mendatang.
Salah satu drainase yang terlihat tak memadai antara lain berada di Jalan Cipto Mangunkusumo. Saluran pembuangan di daerah itu hanya berupa lubang kecil yang berdiameter 10-15 sentimeter di pinggiran trotoar, yang terkadang tertutup tanah dan sampah.
Selain itu, lokasi depan SMAN 2 Kota Cirebon juga tidak terlihat sama sekali lubang pembuangan di pinggir trotoar, hanya ada lubang kecil berdiamter 5-7 sentimeter yang menyulitkan air dibuang ke drainase.
Hal senada juga terjadi di Jalan Terusan Pemuda. Meskipun di lokasi tersebut sudah banyak lubang pembuangan. Namun tetap saja ada banjir yang terjadi.
Berdasarkan pengamatan Radar, lokasi tersebut di pinggiran kalinya terdapat sampah dan tumpukan lumpur yang menumpuk. Selain itu, lubang yang tersedia lagi-lagi tertutup oleh sampah dan tanah. Sehingga, menyulitkan cahaya masuk apalagi air hasil dari hujan.
Akibatnya, ketika hujan dengan intensitas tinggi, air tidak tertampung dan menyebabkan banjir di daerah tersebut mulai dari 40 sentimeter hingga 75 sentimeter. Sejumlah kendaraan yang memaksa melintasi jalan tersebut dihantui rasa takut akan mogok.
Buruknya drainase tergambar dalam data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cirebon yang diperbarui Mei tahun ini. Dari 51.601 meter drainase di kota seluas 37 kilometer persegi itu, sekitar 69 persen atau sepanjang 35.591 meter dalam keadaan buruk. Sedangkan kondisi baik hanya berkisar 2,3 persen dan kondisi sedang berada di kisaran 29 persen.
Artinya, drainase tersebut tidak dapat menyerai air kembali. Bahkan, berdasarkan data dari BPBD tercatat selama tahun 2017-2020 ada 71 kejadian banjir yang terjadi hampir di seluruh wilayah Kota Cirebon. Serta hanya Kelurahan Kalijaga yang masuk ke dalam zona merah karena ada 8-10 kejadian dalam periode tersebut.
Sedangkan, untuk 13 kelurahan yang ada di Kota Cirebon yakni Pekalangan, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kesenden, Kebonbaru, Sukapura, Kejaksan, Sunyaragi, Karyamulya, Pekiringan, Kesambi, Larangan, dan Argasunya masuk ke dalam zona hijau yakni 0-3 kejadian.
Serta ada zona kuning yakni 4-7 kejadian terjadi di 8 kelurahan yang ada di Kota Cirebon, yakni Kelurahan Jagasatru, Panjunan, Kasepuhan, Pulasaren, Pegambiran, Drajat, Kecapi, dan Harjamukti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: