Ason Kuntit Sunjaya, Warga Banyak Tak Tahu Tanggal Pencoblosan

Ason Kuntit Sunjaya, Warga Banyak Tak Tahu Tanggal Pencoblosan

CIREBON - Pasangan Calon Bupati-Wabup Sunjaya dan Gotas makin kokoh di puncak pertama perolehan suara Pemilu Awal Radar Cirebon di Kecamatan Waled, Pabuaran dan Pasaleman, Sabtu (28/9). Duet yang diusung PDIP ini, meraih suara tertinggi di semua kategori, paling diketahui, paling disenangi, dan paling pantas dipilih. Namun yang justru mengejutkan, pada detik-detik terakhir jelang pencoblosan, pasangan Ason-Elang Kusnandar menguntit Sunjaya-Gotas. Ason-Elang berhasil meraih posisi kedua, menyingkirkan duet Qomar-Subhan yang menjadi langganan dua besar. Untuk kategori paling pantas dipilih, pasangan Sunjaya-Gotas meraih 27,0 persen, disusul Ason-Elang dengan 16,9 persen, Qomar-Subhan dan Heviyana-Rahmat sama-sama memperoleh 14,6 persen. Selanjutnya pasangan Insyaf- Darusa yang memperoleh 9 persen, dan posisi buncit disemat Luthfi-Arimbi dengan 7,9 persen (selengkapnya lihat grafis). “Ya Sunjaya-Gotas telah menjadi pemuncak perolehan survei pekan ini. Pasangan Ason-Elang sanggup mengungguli Qomar-Subhan dan Heviyana-Rakhmat. Sementara Luthfi-Arimbi memperoleh yang terendah,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Parameter, Agus Ari Wibowo, kemarin. Ari mengingatkan, untuk masyarakat tiga kecamatan ini masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan, sekitar 10,1 persen. “Untuk warga yang belum memilih atau menentukan pilihan masih cukup banyak, bahkan mengungguli perolehan suara pasangan cabup dan cawabup Luthfi-Arimbi,” pungkasnya. SOSIALISASI PILBUP MINIM Saat Pemilu Awal, tim menanyakan pelaksanaan pemilihan bupati (pilbup) Cirebon periode 2013-2016 yang tinggal menghitung hari. Hasilnya, banyak sekali yang tidak tahu hari pencoblosan, 6 Oktober 2013 itu. Sebagian warga menyebut, sosialisasi pilbup oleh KPU sangat minim, sebagian lainnya ada yang bersikap acuh, karena lebih mementingkan pekerjaan. Bandi (40), warga Pasaleman mengaku kurang paham mengenai pelaksanaan pilbup tahun ini, termasuk kapan tanggal pemilihan bupati bakal digelar. Menurutnya, sosialisasi pelaksanaan pilbup belum sampai ke tingkat desa. \"Saya tidak tahu, hanya tahu pawai-pawainya saja. Soalnya belum ada sosialisasi di tingkat desa,\" ungkap dia kepada Radar, Sabtu (29/9). Ela Hayati (35) juga mengaku tidak tahu tanggal pelaksanaan Pilbup Cirebon. Ia mengaku tidak sempat mencari informasi mengenai pelaksanaan pilbup, baik di media cetak maupun televisi. \"Sibuk cari makan, mikirin dagangan. Jadi, saya tidak tahu tanggal pencoblosannya,\" ujar dia. Ela pun tak memikirkan hal ini karena merasa pemilu kepala daerah tidak berdampak kepada masyarakat secara langsung. \"Ya, kalau butuh suara baru nyamper ke masyarakat, tapi kalau masyarakat yang lagi butuh malah gak dianggep,\" sindirnya. Sementara itu, menurut H Surma (51) tingkat ketidaktahuan warga yang tinggi, karena KPU kurang melakukan sosialisasi ke masyarakat pedesaan. \"Seharusnya KPU mengadakan sosialisasi ke tingkat desa sebelum hari H. Ini sampai sekarang belum nampak sosialisasi ke desa-desa. Padahal satu suara itu sangat berharga,\" paparnya. Berbeda dengan Waliman (58), saat ditanya kapan tanggal pencobolosan, dirinya dengan yakin menjawab, \"Tanggal 6 Oktober,\" katanya. Waliman mengaku mengetahuinya karena sering melihat sosialisasi dan informasi melalui media televisi lokal cirebon. \"Bapak tahunya dari RCTV,\" ungkapnya. Ia pun berharap pemimpin Cirebon ke depan bisa lebih memperhatikan infrastruktur di daerah perbatasan. Terutama jalan yang sudah rusak parah. \"Soalnya jalan ini yang utama, supaya akses perekonomian juga bisa lancar,\" harapnya. Ketua Presidium Forum Demokrasi Peduli Masyarakat (Fordem) Cirebon, Ibnu Hasanidin mengkritik kinerja KPU yang dinilainya tidak serius menyelenggarakan pilbup. Hal tersebut terlihat dari berbagai aspek, seperti aspek pengawasan dan pelaksanaan yang sangat jauh dari lapangan. Sehingga sangat wajar, jika masyarakat Kabupaten Cirebon pada umumnya kurang mengetahui kapan pelaksanaan pilbup. “Apa yang dirasakan masyarakat juga dirasakan oleh para aktivis, kaum muda dan sejumlah pengamat politik lainnya, melihat KPU minim sosialisasi. Mereka hanya bicara anggaran Rp30 miliar itu sangat minim. Padahal nominal tersebut tergolong besar jika dibandingkan kabupaten lain,” kata Ibnu kepada Radar, Minggu (29/9). Menurutnya, dalam penyelenggaraan pemilu, KPU terkesan lempar tanggung jawab. Sebab, informasi yang berhasil dihimpun dari beberapa partai politik, untuk sosialisasi pelaksanaan pilbup diserahkan kepada partai politik. “Kalau sudah seperti ini, sama saja sudah menyalahi aturan dan wewenang,” ucapnya. Aktivis IAIN Syeikh Nur Jati Cirebon itu juga menganggap, ada indikasi kuat jika anggaran sebesar Rp30 miliar itu, pada akhirnya akan dijadikan bancakan dan dimanfaatkan oleh oknum internal KPU. “Saya menganggap KPU gagal melaksanakan proses demokrasi di Kabupaten Cirebon ini,” tukasnya. Hal senada diungkapkan pengamat politik lainnya, Drs H Abdul Kholik Ahmad. Dia mengatakan, rendahnya tingkat partisipasi masyarakat Kabupaten Cirebon menentukan pilihannya saat pilbup mendatang adalah kesalahan KPU. Gagalnya proses demokrasi, kata Kholik, maka seluruh anggota komisioner KPU harus mundur sesegera mungkin dan anggaran sebesar Rp30 miliar itu perlu diaudit secara seksama. “Kalau tidak dilakukan, KPU dan pemerintah Kabupaten Cirebon gagal memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada masyarakat,” pungkasnya. (den/jml/sam)     Pemilu Awal Versi Radar Cirebon   PALING DIKETAHUI Sunjaya-Tasiya Al Gotas 24,7%% Nurul Qomar-Subhan 18,0% Ason Sukasa-Elang Kusnandar 16,9% Sri Heviyana-Rakhmat 14,6% M Insyaf-Darusa 11,2% M Luthfi-Arimbi 7,9% Tidak diketahui 6,7%   PALING DISENANGI Sunjaya-Tasiya Al Gotas 24,7% Ason Sukasa-Elang Kusnandar 18,0% Nurul Qomar-Subhan 16,9% Sri Heviyana-Rakhmat 13,5% M Lutfi-Arimbi  9,0% M Insyaf-Darusa 7,9% Tidak ada yang disenangi 10,1%   PANTAS UNTUK DIPILIH Sunjaya-Tasiya Al Gotas 27,0 % Ason Sukasa-Elang Kusnandar 16,9% Nurul Qomar-Subhan 14,6% Sri Heviyana-Rakhmat 14,6% M Insyaf-Darusa 9,0% M Luthfi-Arimbi 7,9% Belum memutuskan 10,1% Lokasi: Kecamatan Pabuaran, Pasaleman, Waled  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: