Kembalikan Fungsi Bulog sebagai Buffer Stock

Kembalikan Fungsi Bulog sebagai Buffer Stock

CIREBON – Dahulu peran Bulog sangat kuat karena mengurusi bahan pangan pokok, khususnya sembako. Namun pada era reformasi, peran Bulog dibatasi hanya untuk komoditas beras dan gula pasir.

“Bulog memang dibentuk menjadi stok penyangga atau buffer stock nasional untuk bahan pangan pokok. Bukan hanya beras, tetapi yang lain-lainnya pun bisa,\" ujar anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron usai meninjau Gudang Perum Bulog Cirebon di Jalan By Pass, Jumat (20/11).

Kunjungan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima berserta para anggota lainnya, disambut Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Mokhamad Suyanto berserta jajaran direksi Kantor Cabang Bulog Cirebon.

“Melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 (tentang Pangan) kami kuatkan lagi. Karena peran Bulog sebagai stabilisator harga di tingkat konsumen dan di tingkat produsen sebagai buffer stock nasional yang menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga di seluruh Indonesia,\" sambung Hero, sapaan akrab Herman Khaeron.

Dikatakan, status dan fungsi Bulog sebagai buffer stock nasional semestinya dikembalikan. Outlet penyaluran beras petani juga harus dimiliki Bulog agar peran Bulog dapat efektif dalam menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan pokok dan pangan strategis nasional. 

“Ini harus ada kekhususan, karena Bulog adalah lembaga yang berperan menjaga stok komoditas strategis masyarakat dan pangan pokok sehari-hari. Jangan sampai kemarau panjang, gagal, produktivitas panen menurun dan tidak ada stok,” terangnya.

“Kalau tidak ada stok, siapa yang nanti akan menyiapkan stok di pasaran kalau bulan negara. Negara representatifnya adalah Bulog,\" tambahnya.

Politisi Partai Demokrat ini menambahkan, semestinya Badan Pangan Nasional yang merupakan amanat UU Pangan dapat menjadi representasi Bulog. Ia berharap, Bulog dan Badan Pangan Nasional dapat bersinergi. Hero juga mendorong agar keberadaan Bulog harus ditopang melalui APBN.

“Karena dalam pemikiran kami, badan pangan nasional itu sebagai regulatornya dan Bulog sebagai operatornya,\" imbuh legislator dapil Jawa Barat VIII tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima mengungkapkan, saat ini ketersediaan beras secara nasional dinilai masih aman, yakni berkisar 1,5 sampai 2 juta ton untuk seluruh gudang.

“Ada beberapa jenis cadangan pangan kita. Itu Cadangan pangan dari Anggaran Kemendag, cadangan pangan komersial, dan ada beras titipan dari Kemensos,” tutupnya. (jrl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: