Harga Sembako Diprediksi Naik Jelang Nataru, Bulog Cirebon: Kita Gelar Operasi Pasar

Harga Sembako Diprediksi Naik Jelang Nataru, Bulog Cirebon: Kita Gelar Operasi Pasar

CIREBON - Jelang Natal dan tahun baru, Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon bakal melakukan operasi pasar. Operasi pasar dilakukan karena kenaikan harga pangan di masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika ditemui radarcirebon.com di ruang kerjanya, Rabu (24/11/2021).

\"Pertengahan November ini kami sudah melakukan melakukan operasi pasar selama dua hari, yaitu 16 hingga 17 November 2021 di Kabupaten Cirebon. Sejumlah komoditas dijual, seperti beras, gula dan minyak. Untuk menarik minat pembeli, kami melakukan bandling, yaitu menggabungkan dua produk untuk dijual sekaligus. Seperti minyak goreng 1 liter dan gula 1 kilogram yang dijual dengan harga Rp30 ribu dan produk lainnya,\" ungkapnya.

Menurut mantan Kabulog Jember ini, Bulog memiliki instrumen dan pemantauan harga. Saat harga mulai merangkak naik, Bulog pun akan melakukan operasi pasar.

\"Kamu juga sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pemerintah daerah di wilayah kerja Bulog Cabang untuk dapat melakukan operasi pasar jelang natal dan tahun baru, yaitu Pemkot Cirebon, Pemkab Cirebon, Pemkab Kuningan dan Pemkab Majalengka,\" ujarnya.

Terkait ketersediaan stok, Budi menuturkan, stok mencukupi untuk melakukan operasi pasar.

“Stok kami mencukupi. Selain beras, kami juga memiliki stok daging kerbau hingga 2 ton, gula, minyak goreng serta sarden. Namun karena saat ini masih pandemi, pelaksanaan operasi pasar tetap harus memperhatikan protokol kesehatan (prokes). Yang pasti kami akan selalu hadir untuk masyarakat. Sehingga kami terus melakukan pemantauan harga dan akan segera melakukan operasi pasar baik diminta maupun tidak diminta,\" tuturnya.

Budi menjelaskan, stok atau persediaan di gudang Bulog Cirebon menumpuk.

\"Hal ini disebabkan ketiadaan beras untuk rakyat miskin (raskin) membuat stok yang ada di gudang Bulog sulit keluar. Saat ini kami masih memiliki stok hingga 80 ribu ton. Dari jumlah tersebut masih ada sekitar 2 ribu ton beras pengadaan 2018 yang berasal dari Vietnam. Ada pula stok baru yaitu yang berasal dari pengadaan 2021 sebanyak 33 ribu ton,\" jelasnya.

Budi mengatakan, untuk pengadaan 2021dari target 77 ribu ton Bulog Cirebon hanya mampu menyerap sebanyak 33 ribu ton.

\"Penyerapan dilakukan pada musim rendeng (hujan) saat harga gabah jatuh. Sedangkan saat musim kemarau (gadu) harga gabah sudah tinggi melampaui harga pembelian pemerintah yang menjadi dasar bagi Bulog untuk melakukan pembelian gabah dan beras dari petani. Saat ini kami sedang berupaya mencari jalan untuk bisa mengeluarkan stok beras mereka di gudang. Kapasitas gudang kami hanya 125 ribu ton. Sejak tidak ada raskin, beras yang ada di gudang Bulog Cirebon sulit untuk keluar,\" katanya.

Budi menjelaskan, petani saat ini akan dan tengah melakukan tanam rendeng. Ini artinya, dalam beberapa bulan ke depan panen rendeng akan terjadi dan biasanya saat panen rendeng harga gabah akan jatuh.

\"Bulog Cirebon akan turun dan membeli beras maupun gabah petani asalkan kualitasnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Tapi kami juga harus mengeluarkan stok beras yang ada di gudang kami. Kami akan berupaya menyalurkan stok beras yang ada di gudang mereka dengan mengajak kepada instansi terkait untuk menengok gudang Bulog sehingga dapat diupayakan bersama-sama untuk dapat menyalurkan beras tersebut,\" pungkasnya. (rdh)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: