Pemerintah Harus Gencarkan Sterilisasi Kucing

Pemerintah Harus Gencarkan Sterilisasi Kucing

KUCING merupakan salah satu hewan yang paling banyak dipelihara oleh manusia selain anjing. Namun, apa jadinya bila populasi kucing meningkat pesat? Apalagi telah diketahui bahwa kucing mudah untuk berkembang biak. Kucing memiliki durasi masa reproduksi cepat, dengan usia kawin mereka yang terhitung cepat yaitu berlangsung 6 bulan setelah lahir dan satu siklus seekor kucing bisa memiliki 1 hingga 12 anak. Maka dari itulah dinilai betapa pentingnya melakukan sterilisasi pada kucing.

Menurut ketua divisi sosial komunitas pecinta kucing Cirebon, Teuku Dian, sterilisasi memiliki dampak baik pada kesehatan dan keberlangsungan kucing. “Selain berdampak baik kepada kesehatan kucing, sterilisasi juga bisa menekan populasi kucing yang berlebihan,” kata Teuku saat dihubungi Radar Cirebon.

https://www.youtube.com/watch?v=FQHc8YqN25w

Keberadaan kucing yang terlalu banyak, katanya, bisa menimbulkan tindak kejahatan oleh manusia. “Banyak kejadian kucing diracuni, dibunuh, bahkan dibuang secara kasar,” sambungnya.

Sebagai pecinta kucing, Teuku dan teman-teman tentunya tidak ingin kekerasan pada kucing dan hewan lainnya terjadi.

Karena itu, sterilisasi menjadi opsi yang terbaik untuk menekan angka populasi kucing. Sementara itu, sebelum pandemi anggota komunitas pecinta kucing Cirebon sering melakukan survei dan memberi makan kucing-kucing liar di pasar. Populasi kucing di berbagai pasar Cirebon ternyata ada banyak, kata Teuku. Di Pasar Kanoman, mereka menemukan ada hampir 125 kucing.

Di sisi lain, sterilisasi kucing diketahui memakan biaya dari Rp300.000 hingga Rp1 jutaan. Tidak semua masyarakat mampu melakukan sterilisasi terhadap kucing kesayangannya, apalagi kucing liar yang ada di jalanan. “Karena itu, pemerintah setidaknya mengadakan sterilisasi kucing secara rutin. Komunitas pecinta kucing Cirebon tidak mengambil untung dari kegiatan yang kami adakan, jadi tolong dibantu,” ungkapnya.

Komunitas yang memiliki hampir 64 ribu anggota di grup Facebook itu dibentuk pada tahun 2012 dengan tujuan untuk mensejahterakan kucing di sekitar Cirebon. Grup tersebut sangat aktif bertukar informasi mengenai adopsi serta bantuan kucing. “Sebelum pandemi kami sering mengadakan kegiatan memberi makan kucing jalanan, namun sekarang kami melakukannya secara terpisah sesuai domisili,” jelasnya.

Teuku berpesan agar masyarakat Cirebon lebih peduli kepada kucing, apabila tidak suka, jauhi saja. Jangan menyakiti apalagi menghilangkan nyawa kucing. (jerrell/kiyah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: