783 Calhaj Diberangkatkan, Satu Orang Batal

783 Calhaj Diberangkatkan, Satu Orang Batal

SINDANGAGUNG- Setelah sebelumnya empat calon haji (calhaj) non KBIH diberangkatkan pada tanggal (26/9), kini giliran gelombong kedua yang diberangkatkan. Pada gelombong kedua yang berjumlah 783 orang, diberangkatkan pada Rabu (2/10) malam pukul 22.00 WIB. Rencanannya pemberangkatan calhaj akan dilepas oleh Bupati H Aang Hamid Suganda. Calhaj yang tergabung pada kloter 55 dan 56 rencananya akan diterbangkan pada hari Jumat (4/10). Rombongan akan menuju Embarkasi Bekasi sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. Mereka diangkut dengan menggunakan 18 bus. “Yang berangkat malam ini adalah sebanyak 783 orang dengan rincian kloter 55 sebanyak 449 calhaj dan kloter 56 sebanyak 334 orang. Harusnya total yang berangkat 784, namun ada satu calhaj yang batal karena sakit,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama, Kabupaten Kuningan, Drs H Agus Abdul Kholik melalui Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah, H Hamzah Rukmana SAg MA, kemarin (2/10). Hamzah merinci, kloter 55 adalah kloter khusus yang bersisi calhaj Kuningan. Awalnya berjumlah 450 orang, namun gagal berangkat satu orang, sehingga tinggal 449. Sementara kloter 56 digabung dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi. Pada kloter 56 justru bertambah satu jamaah, karena ditambah tim pemadu haji, awalnya 334 menjadi 334. Mengenai yang batal berangkat, kata Hamzah, bisa berangkat tahun depan, namun dengan catatan harus sehat. Kalau tidak sehat-sehat bisa dibatalkan dan uangnya dikembalikan. “Tentu semua berharap para calhaj lancar, sehingga mereka mudah melaksanakan ibadah di tanah suci. Kami minta doa dari semua warga Kuningan agar para calhaj diberikan keselamatan,” kata Hamzah yang akan ikut mengantarkan calhaj ke Bekasi. Dari pantauan Radar, jumlah warga yang mengantar ke terminal Tipe A Kertawangunan Kecamatan Sindangagung sudah ramai sejak sore hari. Semakin malam jumlah pengantar calhaj semakin membeludak, sehingga arus lalu lintas menjadi macet. Bahkan antrean kendaraan hingga Desa Ancaran. “Sejak sore saya sudah masuk ke terminal, soalnya kalau terlalu malam sulit masuk dan memang terbukti,” ujar Dina Nuraeni yang datang dari Kecamatan Luragung. Senada dengan Dina, Kokom Komalsari yang datang dengan rombongan sebanyak tiga mobil mengaku, melepas orang yang berangkat haji merupakan keharusan. Pasalnya, belum tentu mereka bisa bertemu dengan keluarga. “Ketika melihat di televisi saya biasa-biasa saja, namun ketika mengalami rasanya sangat berbeda. Memang ibadah haji tidak bisa diganti dengan yang lain. Makanya semua orang merindukan ingin berangkat,” ujar ibu tiga anak ini kepada Radar. (mus)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: