Thailand Tutup Penerbangan dari 8 Negara
BANGKOK - Otoritas Thailand mengatakan akan melarang masuk orang-orang yang bepergian dari delapan negara Afrika, yang ditetapkan sebagai area berisiko tinggi varian Covid-19 Omicron.
Mulai Desember perjalanan dari Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan dan Zimbabwe akan dilarang, kata pejabat senior kesehatan Opas Karnkawinpong pada jumpa pers. Thailand akan menutup penerbangan dan pendaftaran wisata dari negara-negara tersebut mulai Sabtu (27/11).
Pengumuman itu muncul saat sejumlah negara di Asia memperketat perbatasan karena khawatir dengan varian B11529. Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan Omicron sebagai \"varian yang diwaspadai\", menyebutkan bahwa varian itu kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian lainnya.
\"Kami telah memberitahu maskapai dan negara-negara tersebut mengenai ini,\" kata Opas.
Ia menambahkan bahwa pelancong dari negara-negara Afrika lainnya tidak diizinkan untuk memanfaatkan skema perjalanan bebas karantina Thailand yang diperuntukkan bagi penerima vaksin Covid-19.
Sementara itu, pakar pernapasan terkemuka di China Prof Zhong Nanshan meyakini vaksin Covid-19 masih mampu mengatasi varian Omicron. Vaksinasi masih menjadi cara yang efektif untuk varian virus itu.
Meskipun tidak banyak mendapatkan informasi, dia mengingatkan masyarakat global untuk mewaspadai risiko varian Omicron itu.
Varian baru itu menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencegahan dan pengendalian pandemi karena penularannya juga masif seperti disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Zhong menyebutkan bahwa vaksinasi di negaranya telah mencapai 76,8 persen dari populasi. Ia menilai pencapaian tersebut sudah bagus dalam memenuhi target vaksinasi 80 persen populasi agar bisa memenuhi kekebalan komunitas pada akhir tahun, demikian Zhong seperti dikutip media China.
Varian baru yang diberi nama Omicron oleh WHO pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Beberapa negara di Eropa, seperti Jerman, Italia, dan Inggris telah menangguhkan penerbangan dari Afsel.
Sebelumnya, WHO menggelar rapat untuk memantau varian baru dengan banyak mutasi pada protein lonjakan itu pada Jumat (26/11). “Kami belum tahu banyak tentang ini. Yang kami tahu adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan yang mengkhawatirkan adalah ketika memiliki begitu banyak mutasi, itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku,” kata pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 dr Maria Van Kerkhove seperti dilansir dari CNBC. (ant/dil/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: