Penanganan Longsor di Cianjur Seadanya
CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih terus melakukan penanganan longsor yang menutup akses jalan desa di Takokak Cianjur, sehingga aktivitas warga, terutama perekonomian masyarakat menjadi terhambat.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis Wibowo saat dihubungi di Cianjur, Senin (29/11) mengatakan pihaknya bersama TNI/Polri dan warga sekitar, berupaya untuk menyingkirkan material longsor yang menutup jalan desa di Takokak, mengunakan alat seadanya. Diharapkan minimal hari itu juga dapat dilalui kendaraan roda dua agar masyarakat setempat tidak terisolasi.
“Kami upayakan jalan penghubung antardesa yang menghubungkan Waringinsari, Sukarama dan Pamoyanan sudah dapat dilalui sepeda motor, sambil menunggu alat berat yang sudah diminta untuk mempercepat proses evakuasi material longsor,” ujar Rudi.
Lebih lanjut dikatakannya, longsor yang kembali melanda kawasan Takokak tersebut terjadi akibat hujan yang turun deras dengan intensitas lebih dari 5 jam, membuat tebing setinggi 20 meter ambruk dan menutup akses jalan utama penghubung antardesa.
Untuk itu, kata Rudi Labis Wibowo, pihaknya langsung mengirim petugas untuk membuka jalur tersebut.
Kepala Desa Waringinsari, Nadir Muharam Abdurahman mengatakan sebelum tebing longsor menutup jalan utama antar desa, Kecamatan Takokak, sempat diguyur hujan sejak sore hingga Senin dini hari. Akibatnya tebing setinggi 20 meter longsor dan menutup seluruh badan jalan dengan tinggi material longsoran mencapai 3 meter dan panjang lebih dari 15 meter.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun aktivitas warga lumpuh karena jalan tersebut merupakan akses satu-satunya terutama untuk aktivitas perekonomian, ” katanya.
Pihaknya berharap, alat berat segera datang dan akses jalan dapat kembali dibuka karena selama ini, merupakan jalur yang cukup padat dilalui kendaraan terutama membawa hasil bumi ke pusat kecamatan dan pusat kota Sukabumi-Cianjur.
“Kami terus mengimbau warga untuk ekstra hati-hati dan waspada saat melintas di jalur rawan bencana, termasuk perkampungan yang rawan bencana alam karena curah hujan sejak satu bulan terakhir masih tinggi, ” demikian Nadir Muharam Abdurahman. (antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: