Sempat Mundur, Magdalena Andersson Kembali Terpilih Jadi PM Swedia

Sempat Mundur, Magdalena Andersson Kembali Terpilih Jadi PM Swedia

PERDANA Menteri wanita pertama Swedia Magdalena Andersson diangkat kembali pada Senin (29/11), tak lama setelah mundur di tengah gejolak politik dan hanya menjabat selama beberapa jam. Magdalena kembali terpilih secara tipis untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari seminggu, setelah dia menetapkan rencana untuk pemerintahan minoritas yang hanya terdiri dari Partai Sosial Demokrat pendukungnya.

Mantan Menteri Keuangan Swedia ini telah memenangkan pemungutan suara yang sama pada Rabu pekan lalu, tapi menyerah beberapa jam kemudian setelah mitra koalisi junior meninggalkan pemerintah karena suara anggaran yang hilang.

\"Seperti semua pemerintah minoritas, kami akan mencari kerja sama dengan partai lain di parlemen, dan saya melihat peluang bagus untuk melakukannya,\" ujar PM Andersson, dikutip Reuters (29/11).

Untuk diketahui, dari total 349 kursi di Parlemen Swedia, Partai Sosial Demokrat yang mendukungnya memiliki 100 kursi.

\"Sosial Demokrat memiliki kelompok partai terbesar di parlemen dengan selisih yang lebar. Kami juga memiliki tradisi kerja sama yang panjang dengan pihak lain dan siap melakukan apa yang diperlukan untuk memimpin Swedia maju,\" paparnya.

Dalam pemungutan suara Senin di parlemen Swedia, Riksdag, 101 dari 349 anggotanya memilih ya, 75 abstain dan 173 memilih tidak. Untuk diangkat menjadi perdana menteri di bawah sistem politik Swedia, seorang kandidat hanya perlu menghindari suara mayoritas yang menentang mereka.

Parlemen mengadopsi amandemen anggaran yang diajukan oposisi pekan lalu yang sangat mengubah rencana pengeluaran pemerintah.

Sementara, Partai Sosial Demokrat telah berkuasa sejak 2014 didukung partai-partai yang disatukan keinginan untuk mencegah Demokrat Swedia mempengaruhi kebijakan.

Oposisi tengah-kanan telah berjuang mengumpulkan cukup suara untuk membentuk pemerintahan mayoritas dan jajak pendapat menunjukkan mungkin ada sedikit perubahan dalam kalkulus politik dalam pemilihan berikutnya.

Untuk diketahui, PM Anderson akan menghadapi tantangan besar. Kekerasan geng melanda pinggiran kota-kota besar. Layanan kesehatan nyaris tidak mengatasi pandemi dan perlu diperkuat, sementara pemerintah perlu mengelola transisi yang dijanjikan ke ekonomi nol-emisi.

Selain itu, tanpa dukungan dari partai lain, PM Andersson akan berjuang untuk meloloskan undang-undang di parlemen.(rmol)

https://youtu.be/t88k1buKUHQ

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: