Inter Milan v AS Roma, Serasa Panggung Eropa

Inter Milan v AS Roma, Serasa Panggung Eropa

MILAN - AS Roma dan Inter Milan hanya menjadi penonton di ajang antarklub Eropa musim ini. Baik di Liga Champions maupun Europa League. Roma yang hanya finis keenam di Serie A musim lalu berarti mengulang kegagalan musim sebelumnya. Sedangkan bagi Inter yang terpuruk di peringkat kesembilan liga musim lalu, itu merupakan kegagalan pertama sejak 1999. Kondisi itu tak pelak melecut motivasi Roma dan Inter di Serie A. Kedua tim  menganggap liga domestik tak ubahnya panggung Eropa atau serasa Liga Champions. Giallorossi -sebutan Roma- misalnya. Bersama allenatore baru, Rudi Garcia, Roma kini menjadi tim yang paling hot. Roma menyapu bersih kemenangan hingga giornata keenam (18 poin), menyuguhkan sepak bola menghibur secara gol (mencetak hampir 3 gol per laga) maupun penguasaan bola. Eks Presiden Roma Rosella Sensi bahkan mengatakan, Roma musim ini merupakan kombinasi tim di era kepelatihan Fabio Capello (kali terakhir memenangi scudetto pada 2000-2001) dan Luciano Spalletti (mengusung permainan atraktif). Inter yang unbeaten, mencatat rekor kemenangan 7-0 atas Sassuolo (29/9), dan menempati peringkat keempat (14 poin) itu tak mau kalah. Nerazzurri -sebutan Inter- juga disulap allenatore Walter Mazzarri sebagai tim yang kolektif dan memiliki spirit tinggi. Nah, laga di Giuseppe Meazza dini hari (siaran langsung TVRI & beIN Sport, kickoff 01.45 WIB) akan menjadi pertaruhan kemampuan kedua tim sebagai kandidat scudetto. Itu mengingat di awal musim, hanya Juventus, Napoli, dan AC Milan yang sering disebut. Roma misalnya. Dari kemenangan yang direngkuh, praktis hanya rival sekota Lazio (2-0, 22/9) yang masuk kategori lawan berat. \"Ini sebuah laga besar yang menuntut fokus dari para pemain. Kami akan mencoba meneruskan tren positif. Kami bermain untuk menang meski itu akan sulit,\" kata Garcia seperti dilansir Il Messagro. \"Kami akan menunjukkan siapa yang sebenarnya tim yang lebih hebat,\" sahut kiper Roma Morgan De Sanctis yang gawangnya baru kebobolan satu gol itu seperti dilansir Romanews. De Sanctis memiliki motivasi berlipat karena akan bereuni dengan Mazzarri. Keduanya berkolaborasi selama empat tahun di Napoli. Sedangkan kubu Inter memiliki tekad bulat untuk menodai rekor Roma. \"Seiring kami tidak bermain di Eropa pada pertengahan pekan, konsentrasi kami hanya bagaimana menghentikan Roma,\" ucap gelandang Fredy Guarin kepada La Gazzetta dello Sport. Inter versus Roma ikut memancing tanggapan dari Arrigo Sacchi, salah satu legenda pelatih Italia. \"Saya mengharapkan tontonan segar dari kedua tim karena ketika sepak bola di liga elite Eropa menyuguhkan permainan menyerang, Serie A adalah perkecualian karena menganggap kebobolan paling sedikit adalah pemenang. Saya pikir AS Roma, Inter, maupun Napoli dan Fiorentina adalah tim yang berusaha mengubah skrip itu,\" ulasnya. (dns/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: