Perajin Batu Bata Kebanjiran Order

Perajin Batu Bata Kebanjiran Order

MAJALENGKA Perajin batu bata di Desa Kertasari, Kecamatan Ligung beberapa pekan terakhir ini kebanjiran order. Hal itu disebabkan meningkatnya para pemesan dari berbagai daerah luar Kabupaten Majalengka. Bahkan, para perajin harus bekerja ekstra guna mencukupi pesanan tersebut. \"Cuaca merupakan salah satu kendala yang paling berat dalam usaha batu bata. Alhamdulillah sekarang sudah memasuki musim kemarau. Jadi proses pengeringan batu bata saya sedikit cepat,\" ujar salah satu perajin, Salim, kepada Radar, kemarin (7/10). Salim mengungkapkan, secara umum proses pembuatan batu bata sangat tergantung kepada sinar matahari untuk proses pengeringan. Sehingga produksi cenderung menurun ketika musim hujan. Bahkan beberapa pengusaha batu bata memilih tidak memproduksi. Namun, pasca bergantinya musim, kali ini para perajin batu bata berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil maksimal dalam kurun waktu yang tidak begitu lama. Apalagi, kata Salim, kini pesanan order dari pemesan luar daerah seperti Jawa Tengah dan sekitarnya sudah mulai memesan sejak bulan yang lalu. \"Pada musim penghujan lalu, pembuatan batu bata sedikit mengalami penurunan yang signifikan dan hanya mampu menghasilkan 5 ribu batu bata saja. Pada musim kemarau kali ini, para perajin mampu membuat 20 ribu batu bata dalam jangka 1 bulanan,\" ujarnya. Dikatakannya, dalam pembuatan batu bata, cenderung lebih memilih cara konvensional atau manual. Beberapa perajin belum mampu memanfaatkan teknologi modern dalam pembuatan sebuah batu bata. “Pada musim kemarau, seribu batu bata basah bisa dikeringkan dalam kurun waktu 5 hari, tetapi jika musim penghujan lalu proses pengeringannya bisa mencapai 10 hari,” ujar lelaki berusia 50 tahun itu. Dirinya mematok untuk harga seribu batu bata yang sudah matang, dijual dengan harga bervariatif mulai dari Rp500 hingga Rp650 ribu, tergantung ukurannya. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: