9 Jam Terbang, 9 Jam Antre

9 Jam Terbang, 9 Jam Antre

Catatan: Yanto S Utomo SEMBILAN jam terbang Jakarta-Jedah memang cukup melelahkan. Apalagi dari jam 9 pagi para calon jamaah haji sudah menjalani acara pelepasan. Namun saya beruntung, bisa tidur pulas. Seandainya tidak dibangunkan oleh pramugari untuk makan atau minum, mungkin sampai Jedah baru terbangun. Tapi lumayan bisa tidur kurang lebih 6 jam. Atau setidaknya selama Jakarta sampai di atas Dubai bisa tertidur. Pulas pula. Pesawat Saudi Arabian Airlines yang saya tumpangi ternyata menjelang terakhir memberangkatkan calon jamaah haji. Tinggal sekali tanggal 11 November hari terakhir jamaah haji masuk ke Jedah. Pada 10 November tidak ada penerbangan haji dari Indonesia yang menggunakan pesawat milik pemerintah Arab Saudi tersebut. Sedangkan Garuda Indonesia menerbangkan calon jamaah haji pada Rabu tanggal 10 November. Begitu mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jedah ternyata di terminal reguler, bukan di terminal haji. Maka harus menunggu lebih lama, mungkin sekitar 45 menit untuk menurunkan penumpang nonhaji terlebih dahulu. Baru setelah itu ada pengumuman dari petugas, bahwa calon jamaah haji boleh turun. Menurut informasi dari petugas, jamaah masih harus menunggu karena di terminal haji masih padat. Sambil menunggu, itu banyak yang menggunakan waktu luang di pesawat untuk mengganti kain ihram. Tapi ada yang sudah menggunakan ihram sejak di atas udara Dubai. Bahkan ada yang menggunakan ihram sejak di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Setelah turun dari pesawat, ternyata masih harus naik bus menuju terminal haji. Lumayan jauh, kira-kira lebih dari seperempat jam perjalanan. Sesampai di sana tidak langsung turun pesawat. Ternyata harus antre lagi menunggu beberapa bus di depannya yang lagi menurunkan jamaah calon haji. Setelah turun, antrean baru dimulai lagi. Untuk masuk ruang tunggu masih harus berbaris menunggu ruang tunggu yang kosong. Namun, alhamdulillah ada ruang tunggu yang baru ditinggalkan jamaah calon haji dari negara lain yang harus menjalani pemeriksaan imigrasi. Setelah masuk ruang tunggu, masih harus menunggu dua jam lebih untuk pemeriksaan imigrasi. Di sela-sela itulah digunakan untuk berniat umrah haji ditandai dengan mengenakan kain ihram. Termasuk saya yang baru mengenakan kain ihram di toilet ruang tunggu terminal haji. Memang salah satu tempat miqat haji adalah Bandara King Abdul Azis Jedah. Hanya saya tidak tahu harus dari ruang tunggu atau ada tempat lain. Tapi semua jemaah yang jumlahnya ratusan orang tersebut mengenakan kain ihram di tempat itu. Di toilet atau ruang-ruang kosong bandara. Selama dua jam itu pula ada yang memanfaatkan untuk menjamak salat Isya dan Magrib yang belum sempat dilakukan di Cengkareng atau pesawat. Setelah di ruang tunggu, petugas bandara meminta agar kami segera meninggalkan ruang tersebut ke pemeriksaan imigrasi. Ruang tunggu tersebut akan digunakan oleh jamaah lain yang sudah mengantre di tangga, jalan masuk dan di bus-bus. Betapa kagetnya ketika menuruni tangga imigrasi, wuih antrean masih panjang di depan pemeriksaan paspor dari jamaah grup  negara lain. Sementara yang di lorong dan tangga memanjang juga sudah penuh antrean. Padahal sudah kurang lebih jam dua malam waktu Jedah. Sekitar dua jam jamaah yang satu kelompok terbang dengan kami harus menjalani pemeriksaan paspor. Padahal mereka dari calon jamaah haji plus. Bayangkan kalau yang reguler, antreannya bisa lebih panjang dan silih berganti datang. Setelah selesai imigrasi masihkah ada antrean? Ternyata masih. Para calon jamaah harus menyetor paspor petugas untuk ditulis dan mendapat stiker dari pemerintah Saudi. Stiker itu ditempel dipaspor dan digunakan keperluan angkutan yang menuju maktab dan apartemen transit. Kalau tidak ditempeli stiker tersebut, dipastikan tidak dapat angkutan. Karena satu-satu angkutan dari bandara menuju maktab atau apartemen, disediakan pemerintah Saudi. Lama sekali mengantre  penempelan stiker di paspor. Bahkan menjelang subuh kira-kira pukul 05.20 waktu Jedah baru selesai penempelan stiker paspor. Pukul 06.00 baru antre masuk bus. Wanita didahulukan, tapi ternyata bus tidak langsung jalan. Menunggu masukkan tas-tas para jamaah. Waktunya pun kurang lebih satu jam. Saya sempat tertidur. Ketika terbangun bus belum jalan. Sekitar pukul 07.15 bus berangkat menuju maktab untuk menyetor paspor, diganti dengan tanda pengenal maktab. Sekitar satu jam setengah baru sampai maktab. Setengah jam di sana langsung menuju apartemen transit. Saya ceritakan kronologis perjalanan jamaah calon haji ini biar semua tahu, tidak mudah menjalani prosesi haji, meskipun itu haji plus. Karena banyak yang kaget, jamaah haji plus saja begitu, bagaimana yang reguler. Sembilan jam terbang, sembilan jam lagi kita harus mengurus dokumen menetap di Saudi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: