JIF Angkatan Kedua Ditutup, Ridwan Kamil: Terima Kasih Sudah Jadi Bagian Penyempurnaan Pembangunan Jawa Barat

JIF Angkatan Kedua Ditutup, Ridwan Kamil: Terima Kasih Sudah Jadi Bagian Penyempurnaan Pembangunan Jawa Barat

BANDUNG - Program Jabar Innovative Fellowship angkatan kedua tahun 2021 resmi berakhir 23 Desember 2021.

Sebanyak 32 profesional muda terpilih telah menyampaikan ide, gagasan dan inovasinya di sejumlah organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Gagasan dan inovasi dalam rangka penyelenggaraan program strategis Jawa Barat tersebut terangkum dalam sebuah buku yang diterima Gubernur Ridwan Kamil saat penutupan Jabar Innovation Fellowship (JIF) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (30/12/2021).

\"Saya kira ide dan temuan yang sangat berharga dan menjadi bahan pertimbangan kami,\" ujar Ridwan Kamil.

JIF merupakan program yang diinisiasi Ridwan Kamil untuk memberikan ruang bagi mahasiswa, profesional muda, cerdas dan inovatif yang ingin berkontribusi dan terlibat langsung dalam program pembangunan.

Dari 1.135 pendaftar di JIF angkatan kedua, 32 orang di antaranya lulus dan ditempatkan di 18 perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai 8 September sampai dengan 23 Desember 2021.

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menuturkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini sedang menjalankan birokrasi 3.0 atau dinamis.

Birokrasi ini memungkinkan siapa pun yang mencintai Jawa Barat dapat terlibat langsung dalam proses pembangunan melalui konsep kolaborasi pentahelix ABCGM (akademisi, bisnis, community, government, media). Hal ini juga sesuai dengan visi Jabar juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi.

Kepada 32 peserta JIF angkatan kedua, Kang Emil menyampaikan terima kasihnya telah berkontribusi dalam pembangunan Jawa Barat

\"Terima kasih sudah jadi bagian penyempurnaan rumah pembangunan Jawa Barat,\" ujarnya.

Kendati JIF angkatan kedua sudah berakhir, Kang Emil tetap mempersilakan mereka untuk menyampaikan gagasan dan inovasinya lewat forum yang akan segera dibuat

\"Tidak harus selalu dalam format JIF untuk berbagi tapi dari luar juga biasa, silakan kirim idenya lewat koordinator, kita bikin seminar rutinnya,\" kata Kang Emil.

Seorang peserta JIF, Yutika Sari, yang ditempatkan di BPBD Jabar, mengaku dilibatkan dalam penyusunan dokumen kajian penanggulangan bencana. Kemudian ia juga membuat aplikasi mengenai data kejadian bencana, tanggap darurat dan rekonstruksinya.

Sementara, Devia yang ditugaskan di DP3AKB, menawarkan sistem aplikasi berbasis android mengenai pelayanan terpadu standardisasi lembaga-lembaga perlindungan anak dan perempuan di Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: