Distanbunakhut Sidak Hewan Kurban

Distanbunakhut Sidak Hewan Kurban

SUMBER- Jelang Idul Adha 1434 Hijriah, Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut) Kabupaten Cirebon, melakukan inpeksi mendadak (sidak) langsung mengenai kondisi hewan kurban di beberapa kandang pengepul, peternak dan pedagang, Kamis (10/10). Sidak dipimpin Kepala Distanbunakhut Kabupaten Cirebon Ir H Ali Efendi MM dan tim UPT Pusat Kesehatan Hewan. \"Sidak ini dilakukan demi meminimalisasi adanya hewan kurban yang terindikasi penyakit. Seluruh sapi dan kambing di beberapa titik penjualan hewan kurban di diperiksa petugas,\" tuturnya, kepada Radar. Dikatakan, dari hasil sidak hanya ditemukan satu sapi yang tidak layak kurban. Sebab, sapi tersebut belum cukup umur, meski dari fisik terlihat gemuk dan sehat. Ia juga menambahkan, sehat tidaknya hewan kurban baik sapi, domba, kerbau maupun kambing, bisa dilihat  dengan ciri-ciri seperti, tampak lincah dan normal. Hewan dikatakan sehat dan layak untuk kurban adalah tidak cacat, mata tidak berair dan belekan, rambut tidak rontok, sudah tanggal gigi susu, tidak luka, tanduk tidak potong, umur minimal dua tahun, feces tidak encer serta memiliki nafsu makan yang baik. \"Hewan kurban itu kan harus sehat dan layak. Sehat, setelah dokter memeriksa dan menyatakan hewan tersebut sehat. Sementara kelayakan menyangkut usia hewan,\" kata Ali, di sela-sela sidak. Terkait swasembada sapi untuk wilayah Kabupaten Cirebon, Ali mengakui, saat ini masih sulit terwujud. Sebab, populasi di wilayah Kabupaten Cirebon hanya 30 persen dari peternak lokal. Sisanya yang 70 persen biasanya didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. \"Swasembada sulit tercapai saat ini mengingat kebutuhan sapi semakin meningkat, dimungkinkan Kabupaten Cirebon akan bisa swasembada sapi 20 tahun mendatang,\" tuturnya. Sementara itu, sekretaris Kelompok Tani Ternak Sapi (KTTS) Padusan Desa Kubang, Kecamatan Talun, Adi Mukadi mengatakan, tahun ini harga untuk domba dan kambing naik Rp300-500ribu/ekor, sedangkan untuk sapi harganya naik Rp2 juta per ekornya. \"Kami mengakui tahun ini penjualan hewan kurban menurun. Karena ini adalah dampak dari kenaikan BBM dan harga produksi naik,\" ucapnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: