Filipina Tolak Petisi yang Ingin Melarang Marcos Jr dari Pemilihan Presiden

Filipina Tolak Petisi yang Ingin Melarang Marcos Jr dari Pemilihan Presiden

PETISI yang diajukan komisi pemilihan Filipina untuk mencegah putra mendiang diktator Ferdinand Marcos untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden mendatang berakhir sia-sia. Seruan yang dibuat untuk membatalkan pencalonan Ferdinand \'Bongbong\' Marcos Jr, yang telah muncul sebagai kandidat favorit itu gagal setelah divisi kedua Komisi Pemilihan Umum (Comelec) Filipina menolak pengaduan tersebut.

\"Divisi Kedua memutuskan bahwa tidak ada alasan untuk membatalkan COC (sertifikat pencalonan) Marcos Jr atas dasar representasi material,\" kata pengacara pembuat petisi dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Bangkok Post, Senin (17/1).

Tidak puas dengan hasilnya, pengacara mengatakan mereka akan mengajukan banding pada Comelec.

BACA JUGA:Nama Ibu Kota Negara Baru: Nusantara, Pengganti Jakarta

Pengaduan tersebut termasuk di antara beberapa yang diajukan oleh kelompok-kelompok yang menuntut pengusiran Marcos, seorang politisi karir yang pernah menjabat sebagai anggota kongres, senator dan gubernur provinsi, sebagian besar atas hukuman 1995 atas pelanggaran pajak saat dirinya menjabat sebagai pejabat publik.

Petisi lainnya sedang menunggu di divisi pertama Comelec.

BACA JUGA:Identitas Pengendara Motor yang Terlindas Truk di Jalan Evakuasi, Warga Depok Kabupaten Cirebon

Keputusan tersebut disambut juru bicara Marcos, Vic Rodriguez dalam sebuah pernyataan.

\"Kami berterima kasih kepada Komisi Pemilihan karena menegakkan hukum dan hak setiap kandidat bonafide seperti Bongbong Marcos untuk mencalonkan diri sebagai pejabat publik yang bebas dari segala bentuk pelecehan dan diskriminasi,\" kata Vic Rodriguez.

Pemilihan umum Filipina untuk memilih pengganti Rodrigo Duterte dijadwalkan berlangsung pada 9 Mei mendatang.

Kandidat top lainnya termasuk senator yang juga pensiunan juara tinju Manny Pacquiao, walikota Manila Francisco Domagoso, Wakil Presiden Leni Robredo dan Senator Panfilo Lacson, seorang mantan kepala polisi.(rmol)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: