Kemenag: Umrah Jalan Terus, Tetap Satu Pintu

Kemenag: Umrah Jalan Terus, Tetap Satu Pintu

MENTERI Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan, tidak ada penghentian pengiriman jemaah umrah. Hanya, rencana membuka akses pemberangkatan umrah secara lebih luas ditunda dahulu. Dengan demikian, pemberangkatan masih memberlakukan sistem satu pintu atau one gate policy (OGP).

Kepastian tersebut disampaikan Yaqut dalam rapat bersama Komisi VIII DPR di Jakarta kemarin (17/1).

BACA JUGA:Kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol yang Disebut Kakek Habib Rizieq, Wafat di Pengasingan

”Terkait dengan umrah yang kabarnya dihentikan, sebenarnya begini. Tidak ada pemberhentian umrah,” tegasnya.

Yaqut menjelaskan, telah terjadi salah tangkap informasi. Dia meluruskan bahwa awalnya yang akan dihentikan adalah kebijakan pemberangkatan umrah satu pintu melalui karantina di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Semula sistem tersebut akan dijalankan sampai pemberangkatan kloter keempat. Setelah itu pemberangkatan umrah tidak lagi terpusat dari Asrama Haji Jakarta.

Namun, karena kasus varian Omicron masih tinggi, Yaqut menegaskan bahwa pemberangkatan umrah masih menggunakan sistem satu pintu. ”Jangan kemudian di masing-masing daerah bisa terbang sendiri-sendiri,” tuturnya.

BACA JUGA:Ramadan Tinggal 75 Hari Lagi, tapi Omicron Sudah Membayangi

Yaqut mengatakan, tidak ada yang boleh menahan orang untuk pergi ke luar negeri. Termasuk dalam pelaksanaan ibadah umrah. Selama sudah mengantongi visa umrah, seseorang berhak untuk berangkat. Pemerintah Indonesia sebatas memberikan pengaturan-pengaturan. Dia menegaskan, tidak ada satu pun undang-undang yang boleh melarang warga negaranya pergi ke luar negeri. Sepanjang sudah mendapatkan visa dan tidak terkena masalah hukum seperti pencekalan.

Pemberangkatan umrah satu pintu, terang Yaqut, masih perlu diterapkan. Mengacu pemberangkatan tim advance, ternyata sepulangnya banyak yang terpapar Covid-19. Dia mengatakan, dengan skema satu pintu saja, masih ada yang pulang membawa virus Covid-19. Apalagi ketika pemberangkatan umrah dibuka secara luas di berbagai daerah.

Mantan anggota DPR itu juga mengomentari skema OGP yang dinilai tidak konsisten. Sebab, ketika berangkat, jemaah dikarantina di asrama haji. Tetapi, saat pulang, jemaah menyewa hotel sendiri untuk karantina mandiri. Yaqut menuturkan, Asrama Haji Jakarta belum mendapatkan persetujuan dari Satgas Penanganan Covid-19 sebagai tempat karantina kepulangan WNI dari luar negeri.

Yaqut mengakui, jika menggunakan asrama haji sebagai tempat karantina kepulangan jemaah umrah, biayanya bisa jadi lebih murah. Tetapi, sekali lagi Yaqut menegaskan, penggunaan asrama haji sebagai tempat karantina kepulangan umrah wajib mengantongi izin dari satgas.

Sementara itu, jumlah jemaah umrah yang dinyatakan positif Covid-19 sepulang dari Saudi terus bertambah. Sebelumnya diberitakan ada 11 dari 25 orang anggota tim advance yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka kemudian menjalani karantina di Wisma Atlet Jakarta.

Informasi terbaru, ditemukan 17 orang positif Covid-19 pada pemberangkatan umrah 30-31 Desember 2021. Pemberangkatan umrah ini berisi 84 orang. Mereka adalah pimpinan atau pemilik travel dari Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI).

Kabid Umrah AMPHURI Zaky Zakaria Azshary menuturkan, informasi dari rekannya yang menjalani karantina di wisma atlet, semua dalam keadaan sehat. ”Mereka sehat. Mayoritas mereka OTG (orang tanpa gejala, Red),” ucapnya. Zaky menjelaskan, saat masih di Saudi, menjelang pulang ke tanah air, seluruh jemaah menjalani swab PCR dan hasilnya negatif. Sehingga bisa pulang ke tanah air. Begitu pun saat swab PCR kedatangan di Bandara Soekarno-Hatta, hasilnya juga negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: