Ajaib, Abah Guru Sekumpul Sudah Isyaratkan Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim Sejak 20 Tahun Lalu
PERPINDAHAN Ibu Kota Indonesia ke Kalimantan Timur (Kaltim) rupanya sudah dipikirkan oleh Abah Guru Sekumpul atau KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, sebelum beliau wafat tahun 2005 silam. Atau hampir 20 tahun lalu.
Saat itu, Abah Guru Sekumpul mengatakan bahwa hanya Kaltim yang cocok menjadi ibu kota Indonesia. Menurutnya, Kaltim menjadi ibu kota Indonesia, maka Indonesia akan maju. Kaltim lebih layak ketimbang provinsi lainnya di Indonesia.
“Kalau Indonesia ingin maju, ibu kota pindah ke Kaltim,” demikian kurang lebih yang diucapkan Abah Guru Sekumpul, sebagaimana diceritakan Dokter Dhiauddin, putra KH Badaruddin Martapura seperti yang disadur dari baNUa.co.
Dokter Dhiauddin menceritakan, saat itu dirinya masih menjadi mahasiswa dan silaturahmi bersama dua teman mahasiswa lainnya ke Abah Guru Sekumpul.
“Saat itu kami diajak masuk ke kamar beliau,” cerita dokter yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar ini.
“Nah, salah satu yang dibicarakan beliau adalah tentang Kaltim sebagai ibu kota Indonesia. Kalau Indonesia mau maju, ibu kota pindah ke Kaltim kata beliau,” lanjut adik pimpinan Pesantren Darussalam, KH Hasanuddin ini.
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari kota Jakarta sebetulnya telah bergulir sejak lama. Beberapa daerah muncul sebagai alternatif ibu kota negara, yaitu Palembang (Sumatera Selatan), Karawang (Jawa Barat), Sulawesi Selatan dan Palangka Raya (Kalimantan Tengah). Nama Kalimantan Timur belum ada yang memunculkan.
Justeru, rencana memindahkan Ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur di kalangan pemerintah baru muncul belasan tahun pasca Abah Guru Sekumpul wafat tahun 2005.
Seolah sepemikiran dengan Abah Guru Sekumpul, pada Pidato Kenegaraan 16 Agustus 2019 Presiden Joko Widodo menyampaikan secara gamblang wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur.
Presiden Jokowi meminta dukungan dari anggota parlemen dan rakyat Indonesia untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke pulau Kalimantan.
Presiden Joko Widodo kemudian mengumumkan secara resmi keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, pada 26 Agustus 2019.
Salah seorang santri yang lama ikut mengaji di Sekumpul, Ustadz Khairullah Zain mengatakan, seorang wali Allah punya kemampuan visual dan nalar yang berbeda dengan orang awam.
“Karena mereka berfikir menggunakan Akal Rabbani, sehingga mampu membaca yang belum terbaca oleh orang awam,” kata Khairullah Zain. (ing)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: