Setelah Lima Hari Divaksin, Siswa Kelas 4 SD Asal Citamiang Sukabumi Demam Tinggi dan Dirawat di Rumah Sakit
SUKABUMI - Diduga KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) seorang pelajar berinisial V (10) yang merupakan siswa kelas empat sekolah dasar asal Kelurahan dan Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi mengalami demam tinggi pasca lima hari mendapatkan vaksin Covid-19.
Case Manager Informasi dan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr Muhammad Yusuf Ginanjar, mengatakan bahwa pihaknya kedatangan pasien tersebut dan dirawat di RS Syamsudin SH yang memiliki riwayat sakit setelah mendapatkan vaksin anak dosis pertama itu, pada Kamis (13/01) lalu.
BACA JUGA:Covid-19 Mampir Lagi ke Kota Cirebon, Ada Satu Keluarga 5 Orang dari Harjamukti Dirawat
“Memang dari hasil analisis, pemeriksaan dokter di IGD, disampaikan bahwa pasien itu telah mendapatkan vaksin tanggal 13 Januari 2022, kemudian pasien mengalami keluhan itu, lima hari dari situ,” ujar Yusuf, pada Senin (24/1/2022).
Yusuf menambahkan bahwa awalnya kondisi pasien hanya demam ringan namun kondisinya kembali drop dengan gejala demam lemas dan diare. \"Pasien dirujuk ke IGD RS Syamsudin SH pada Minggu (23/01) kemarin sekitar pukul 06.26 WIB. kondisi pada saat datang, kondisinya mendingin, terus tensi tidak teraba, nadi juga tidak teraba dan datang dengan keluhan demam saat itu,” ujar Yusuf.
melanjutkan bahwa dari hasil sementara pemeriksaan laboratorium, pasien dicurigai mengalami Dengue Shock Syndrome atau bentuk klinis paling berat dari Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Ketika diperiksa dengan hasil lab dicurigai dengue syok sindrom. Jadi istilahnya ada penurunan tensi disebabkan karena virus dengue, kalau bahasa awamnya mungkin demam berdarah,” jelas Yusuf.
Lebih lanjut Yusuf menjelaskan bahwa kondisi pasien masih dalam observasi tim spesialis kesehatan anak, pasien pun masih belum stabil dan membutuhkan perawatan intensif.
“Saat ini masih di observasi menunggu dimasukkan ke ruangan PICU. Kondisinya masih naik turun jadi masih belum stabil, tensinya masih belum signifikan terus nadinya masih cepet jadi perlu perawatan di ruang intensif,” pungkasnya. (Mg2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: