Bunda Putri Pernah Masuk SMAN Cilimus
KUNINGAN - Riwayat pendidikan Bunda Putri alias Non Nurlaela Saputri yang konon jebolan IPB masih diragukan. Sebab berdasarkan data dari almamaternya SMAN 1 Cilimus, Bunda Putri hanya mengenyam pendidikan di sekolah tersebut selama setahun. Prestasi akademiknya pun kurang memuaskan. Dari arsip Buku Induk SMAN 1 Cilimus, Bunda Putri tercatat sebagai siswa di sekolah tersebut dengan nama Non Nurlaela. Ia duduk dibangku kelas 1 IPA 2 angkatan tahun 1978/1979. Namun hanya mengenyam pendidikan selama dua semester saja dan terdapat keterangan keluar tanpa alasan yang jelas. Kepala TU SMA Negeri 1 Cilimus Nana Suyana mengaku, tidak mengetahui status Non Saputri keluar dari sekolah tersebut, karena alasan pindah sekolah atau lainnya. Kalaupun benar pindah sekolah, kata Nana, biasanya akan ada keterangan sekolah baru tempat siswa melanjutkan pendidikannya. \"Non Nurlaela tercatat sebagai siswa angkatan 1978 dan kemudian keluar tahun 1979. Di sana tidak ada keterangan Non Nurlaela keluar karena pindah sekolah atau keluar karena alasan tertentu. Hanya tertera tulisan ‘keluar’ dengan tinta merah saja,\" kata Nana. Dalam salinan nilai rapor pendidikan terakhir di semester 2 kelas 1 pada buku induk tersebut, tercatat prestasi pendidikan Bunda Putri tergolong kurang baik. Terdapat tiga mata pelajaran mendapat nilai di bawah rata-rata, tertulis dengan tinta merah. Yakni, pelajaran Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Asing dan Program Pendidikan Keterampilan Agraria. Sedangkan pada mata pelajaran program pendidikan umum seperti Agama nilainya 6 dan nilai 7 pada pelajaran Kesenian dan PMP. Begitu juga dengan nilai program pendidikan akademis, Bunda Putri meraih nilai 6 untuk pelajaran matematika dan fisika, sedangkan pada palajaran Bahasa Indonesia, Biologi dan Kimia meraih nilai 7. Dalam Buku Induk tersebut tercatat data Non Nurlaela lahir di Jambi tanggal 27 April 1962 sesuai dengan data pada kartu keluarga (KK) yang dimiliki ketua RT 18 RW 05 Blok Cinangka Desa/Kecamatan Cilimus. Dalam kartu keluarga juga tercatat data putri tunggal Non Saputri bernama Peni Farnita Saputri lahir pada 2 November 1980 di Bandung dengan ayahnya bernama Dedi Apriadi. Ketua RT 18 RW 05 Didi Supardi membenarkan, Bunda Putri yang kini tengah ramai diperbincangkan terkait kasus suap impor daging sapi yang menyeret mantan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishak, adalah warganya. Nama yang tertera pada KK adalah Enon Nurlaela S. Begitu juga dengan foto Bunda Putri yang banyak ditayangkan televisi bersama sejumlah pejabat, adalah benar warganya yang tinggal di rumah cukup mewah belakang rumahnya. \"Salah satunya foto Bunda Putri yang bersama Andi Mallarangeng yang kala itu menjabat Menpora, saya sendiri melihatnya ketika acara turnamen catur antarwarga pada malam tahun baru lalu di rumahnya,\" katanya. Didi mengakui, keberadaan Bunda Putri adalah seorang yang dermawan dengan sering menggelar kegiatan amal membagikan santunan untuk warga miskin, anak yatim dan orang jompo. Namun kedatangan Bunda Putri ke desanya tersebut tergolong jarang dua bulan sekali saja. \"Dia datang ke sini jika akan menggelar kegiatan amal saja. Biasanya acara amal tersebut diadakan di rumahnya dan dia sendiri yang membagikan langsung kepada masyarakat miskin di Desa Cilimus,\" kata Didi. (mus/ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: