Harga Kedelai Naik hingga Lebaran, Krisis Tempe Hingga Harga Naik 20 Persen

Harga Kedelai Naik hingga Lebaran, Krisis Tempe Hingga Harga Naik 20 Persen

AKSI mogok produksi tempe Abdul Kholiq, salah satunya. Dia merupakan produsen tempe di Jalan Tanah Merah III, Kenjeran.

Kemarin (22/2) pria itu mengolah 1,65 kuintal kedelai menjadi tempe. Proses produksi memerlukan waktu dua hari. Dengan begitu, kedelai baru bisa menjadi tempe dan dijual ke pasar Kamis (24/2).

’’Dengan jumlah bahan ini (1,65 kuintal kedelai, Red) saya bisa memproduksi 480 tempe,’’ kata Kholiq.

Jumlah produksi itu, jelas dia, sama dengan sebelumnya. Yaitu, ketika harga kedelai masih normal. Berdasar data Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, harga kedelai memang masih melambung.

BACA JUGA:

·  Ridwan Kamil Berpantun saat Resmikan Alun-alun Bekasi: Ikan Hiu Lahap Makan Nasi, We Love Warga Bekasi….”

·  Bukan soal Mimpi Ketemu Rasulnya, tapi Haikal Dipolisikan karena Pernyataan Ini

Harga kedelai lokal berkisar Rp 11.000 per kilogram, sedangkan kedelai impor Rp 12.667 per kilogram. Padahal, mayoritas produsen tempe menggunakan bahan baku kedelai impor.

Meski harga kedelai naik, sampai sekarang Kholiq belum berencana untuk menaikkan harga jual tempe. Dia menjual tempe seharga Rp 4 ribu per buah.

Hanya, agar tetap untung, dia melakukan modifikasi. Yaitu, ukuran tempe diperkecil. Sebelumnya, tempe hasil produksinya berukuran 30 x 10 cm. Nah, sekarang ukuran tempe dikurangi sekitar 2 sentimeter.

Berita berlanjut di halaman berikutnya:

BACA JUGA:

·  Berdar Isu Rebutan Warisan Dorce Gamalama, Anak Angkat dan Keluarga, Ada Surat Wasiat

·  Lintasi Rel Tanpa Palang Pintu, Bripka Sutardi Tewas Tertabrak KA Bangun Karta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: