Kiev Terkepung
\"BOLEH saya telepon?\" tanya saya pada orang di Kiev, ibu kota Ukraina, kemarin petang.
\"Boleh. Tapi saya lagi rapat,\" katanya.
\"Lho kan lagi perang. Kok lagi rapat? Rapat apa? Hahahaaaa...,\" tanya saya lagi.
\"Gak tahu ini. Mungkin bahas strategi perang hahaha,\" jawabnya lagi.
Saya paham. Ia menolak untuk di wawancara. Mungkin karena posisinya yang sulit.
Lalu saya telepon teman yang lain lagi. Yang juga tinggal di Kiev. Lebih lama lagi. Lebih 10 tahun.
\"Lagi rapat?\" tanya saya.
\"Hahaha.... Tidak. Memangnya saya ini siapa kok di hari perang begini masih rapat,\" jawabnya.
Syukurlah, ia masih bisa tertawa. Berarti saya bisa ikut gembira. Warga Indonesia di Ukraina selamat semua. Tidak banyak. Hanya sekitar 100 orang. Yang 70-an sudah kumpul di kedutaan RI di Kiev.
Saat saya lagi bicara, ia memutuskan pembicaraan: \"nah, itu, terdengar lagi suara dentuman,\" katanya.
\"Seberapa dekat suara itu?\" tanya saya.
\"Agak jauh. Tapi suaranya menggelegar bulat. Agak ngebass. Pertanda yang meledak cukup besar,\" katanya. Ini pukul 17.30 WIB kemarin sore.
Sejak pagi suara seperti itu terdengar beberapa kali. \"Lebih lima kali,\" katanya. Ada yang terasa agak dekat, ada juga yang terasa sangat jauh.
\"Dibanding Kamis kemarin ledakan hari ini tambah banyak atau berkurang?\" tanya saya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: