UE Minta Lebih Lunak

UE Minta Lebih Lunak

Blokade Israel terhadap Gaza GAZA CITY- Uni Eropa (UE) mendesak Israel untuk lebih memperlunak blokade Jalur Gaza yang selama sebulan terakhir mulai terbuka bagi bantuan internasional. Kemarin (18/7), Catherine Ashton, diplomat tinggi UE, berkunjung ke Gaza untuk kali pertama sejak serangan militer Israel terhadap kapal kemanusiaan Mavi Marmara pada 31 Mei lalu. “Jawabannya adalah pembukaan blokade,” ujar Ashton kepada wartawan di Gaza sebagaimana dilansir Agence France-Presse. “Semua orang memahami kepentingan pertahanan dan keamanan Israel. Tapi, hal itu tidak harus menghalangi keluar dan masuknya barang ke Gaza agar rumah-rumah bisa dibangun kembali, anak-anak bisa kembali bersekolah, dan bisnis dapat berkembang lagi,” katanya. Ashton menyatakan, Uni Eropa sanggup mengirimkan tim pemantau untuk membantu Israel mengatur lalu lintas perbatasan. Syaratnya, Israel mau bekerja sama dengan otoritas Palestina yang didukung Barat, yang diusir mundur oleh Hamas dari Gaza pada 2007. Meski menekan Israel, Ashton menyatakan bahwa Uni Eropa secara lembaga tak mengajukan permintaan resmi kepada negeri Yahudi itu untuk lebih jauh melunakkan blokade Gaza. Ketika kecaman internasional atas serangan terhadap Mavi Marmara terus meningkat, pemerintahan Israel mulai melunak dengan memberikan izin masuknya bantuan sipil ke Gaza. Israel juga akan mengizinkan masuknya material bangunan di bawah pengawasan lembaga internasional. Namun, lalu lintas melalui laut tetap tertutup bagi siapa pun untuk menghindari kemungkinan penyelundupan senjata kepada pejuang Hamas. Uni Eropa menyambut baik perubahan kebijakan Israel tersebut. Namun, Uni Eropa tetap mendesak Israel mengizinkan lalu lintas ekspor barang produksi Gaza ke luar. Sebab, sektor swasta mendekati sekarat dan telah menyumbangkan 40 persen pengangguran. “Saat ini angkanya menurun 75 persen dari semester pertama 2007. Itu bukan yang kita inginkan,” terang Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad saat jumpa pers bersama dengan Ashton. Menurut Fayyad, perekonomian Gaza tidak bisa bertahan dengan hanya impor. Harus ada komoditas yang diekspor. Dari Gaza, Associated Press melaporkan, bahwa sebuah konvoi truk berisi bantuan obat yang sebelumnya berangkat bersama kapal kemanusiaan Libya, Amalthea, berhasil memasuki Jalur Gaza. Bantuan yang dikoordinasi oleh Khadafi Foundation itu masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah, antara Mesir dan Gaza Selatan. Amalthea merapat ke sebuah pelabuhan di Mesir Kamis lalu (15/7) setelah angkatan laut Israel mencegahnya untuk memasuki Gaza. Direktur Pelabuhan El-Arish, Mesir, Gamal Abdel Maqsoud menyatakan, muatan kapal tersebut akan diturunkan dan dikirim ke Gaza melalui jalur darat. Sehari sebelumnya, Rabu lalu (14/7), sebuah kapal bersenjata rudal milik Israel mengusir Amalthea dari jalur laut menuju Gaza. Para relawan diminta merapat ke Mesir dan mengirimkan bantuan sipilnya melalui jalur darat. (cak/c8/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: