Rektor IPB Apresiasi Program Petani Milenial: Progresif dan Inovatif
Radarcirebon.com, BANDUNG - Rektor IPB University, Arif Satria mengapresiasi program Petani Milenial yang digagas Pemerintah Jawa Barat Provinsi Jawa Barat.
Menurutnya, program tersebut merupakan salah satu ikhtiar untuk mengatasi tantangan-tantangan ketahanan pangan.
Arif pun menyebut Petani Milenial sebagai program yang brilian, progresif, dan inovatif, untuk melahirkan generasi-generasi unggul yang responsif terhadap perubahan, terutama di bidang ketahanan pangan.
“Ini adalah sebuah upaya kita, sekali lagi, dalam rangka untuk merespons tantangan perubahan iklim, tantangan Covid-19, dan industri 4.0,” kata Arif saat memberikan sambutan dalam Inaugurasi Petani Milenial di Kampus IPB, Kamis 24 Maret 2022.
Baca juga: Ridwan Kamil Mewisuda 1.249 Petani Milenial Jawa Barat
“Yang kita perlukan adalah petani-petani unggul, petani-petani yang siap menerapkan teknologi, petani-petani yang memiliki visi bisnis, petani-petani yang punya pemahaman pasar yang baik, dan petani-petani yang memiliki will power yang kuat,” imbuhnya.
Selain itu, Arif juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk menciptakan kemandirian pangan.
Apalagi, kata Arif sebagaimana mengutip pernyataan Ir. Soekarno, hidup-mati sebuah bangsa terletak pada pangan.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi gerakan yang luar biasa dari Pak Gubenur bahwa pangan adalah hidup mati sebuah bangsa. Dengan melahirkan generasi-generasi unggul dalam rangka untuk regenerasi petani,” ucapnya.
Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang.
Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Kondisi tersebut tentu memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jawa Barat.
Baca juga: Jawa Barat dan EdenFarm Teken MoU, Komitmen Serap Produksi Panen Petani Milenial
“Rata-rata petani di Indonesia berumur kurang lebih 47-48 tahun. 10 tahun ke depan mereka berumur 58 tahun. Siapa yang menggantikan petani-petani desa?” kata Arif.
“Oleh karena itu, melahirkan orang-orang yang memiliki jiwa entrepreneur dan kemudian kemampuan teknologi itu keniscayaan, khususnya teknologi 4.0,” tambahnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: