Minyak dan Gandum

Minyak dan Gandum

Presiden Gota kini lagi mendekati oposisi: untuk membangun pemerintahan bersama. Alasannya: agar rukun, bersatu untuk menyelesaikan masalah bangsa dan keluar dari krisis.

Yang dirayu bergeming. Oposisi akan terus bergerak menentang Gota. Sampai sang presiden meletakkan jabatan. Demo oposisi telah mengguncang kabinet. Tapi Presiden Gota masih tetap bertahan.

Nama pemimpin oposisi itu: Sajith Premadasa. Umur: 55 tahun.

Sajith dua kali menjadi menteri di pemerintahan sebelum Presiden Gota.

Saat ini ia anggota DPR dari Samagi Jana Balawegaya. Kursi partai ini hanya 54 dari 225 kursi di parlemen.

Sajith, lulusan London School of Economics dan University of Maryland USA. Dengan hanya 54 kursi sebenarnya Sajith tidak bisa banyak berbuat. Tapi kondisi harga-harga telah menyulut emosi rakyat. Jalan keluarnya pun tidak mudah. Dan Sajith memanfaatkan itu.

Demo luar biasa besar dan ricuh. Pemerintah sampai menyatakan negara dalam keadaan darurat. Setidaknya selama 36 jam ke depan. 

Sri Lanka merdeka sejak 1948 —tapi jadi Republik di tahun 1972. Demokrasi di Sri Lanka —juga di Pakistan— kini dalam ujian.

Kalau pun Gota mundur belum tentu ada tokoh kuat yang bisa diharap memajukan Sri Lanka.

Pun Pakistan. Kalau pun Imran Khan jatuh, oposisi masih belum sepakat: siapa yang akan tampil. Bisa kembali ke persaingan dua dinasti politik di sana: Bhutto dan Sharif.

Keduanya pernah dapat kesempatan memimpin. Keduanya juga jatuh di tengah jalan. 

Vladirmir Putin dan Zelenskyy tidak hanya saling menyulitkan diri mereka sendiri. Mereka juga membuat sulit Pakistan dan Imran Khan. Lalu Gota Rajapaksa dan Sri Lanka. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: