Marquez Pantang Main Aman
VALENCIA - Catatan sejarah baru ada di depan mata Marc Marquez. Rookie MotoGP itu unggul 13 poin dari pesaing terdekatnya Jorge Lorenzo (Yamaha Factory) menuju balapan terakhir di Valencia. Cukup berada di posisi empat besar, dia sudah memastikan gelar juara dunia di kelas Premier. Usai MotoGP Jepang dua pekan lalu, Marquez mengoleksi 318 poin, sementara Lorenzo yang berada di posisi kedua punya 305 poin. Dengan kondisi tersebut, Marquez tak perlu ngotot menang di Valencia. Sebaliknya, Lorenzo harus menang sambil berharap mendapatkan keajaiban sesuatu yang buruk terjadi pada Marquez, untuk mempertahankan gelar juara. Berada di empat besar bukanlah hal yang sulit bagi Marquez. Dari 17 balapan yang sudah berlangsung, Marquez selalu meraih podium alias berada di tiga besar, termasuk enam kali sebagai pemenang. Dua lainnya, dia tanpa poin akibat gagal finis di MotoGP Italia dan diskualifikasi di MotoGP Australia. Secara umum, dalam kondisi terbaiknya, Marquez hanya bersaing dengan Lorenzo dan rekan setimnya di Repsol Honda, Dani Pedrosa. Selain mereka, pembalap lain yang pernah finis di depan Marquez adalah Valentino Rossi (Yamaha Factory). Jadi, asal bisa menempel ketiga pesaingnya itu, Marquez bisa mengakhiri musim sebagai juara. Namun, Marquez juga harus ingat, tak bisa main aman di seri terakhir. Yamaha sudah berkoar akan mengerahkan para pembalapnya untuk tampil all-out membantu Lorenzo. Tentu saja dengan berlomba menyesaki peringkat paling depan. Selain Rossi, Yamaha masih punya dua pembalap di tim satelit, Yamaha Tech 3 Cal Cruthlow dan Bradley Smith. Apalagi, niat main aman justru memunculkan potensi berbahaya bagi Marquez. Memilih untuk finis ketiga atau keempat membuat dia berada dalam ancaman dari para pembalap yang biasa bersaing di posisi tersebut seperti Cruthlow hingga Alvaro Bautista. Di sisi lain, HRC beberapa hari lalu sempat menyatakan kalau mereka tidak akan melakukan team order demi mengantar Marquez jadi juara dunia. Pedrosa juga ogah mengalah seperti di beberapa balapan musim ini. Sebagai pembalap yang lebih dulu diandalkan Honda, Pedrosa tak mau malu apalagi bertarung di hadapan publik Valencia. Marquez menang di Valencia saat masih bertarung di Moto2 musim lalu. Di tahun yang sama, Pedrosa jadi pemenang di MotoGP. Sementara Lorenzo terakhir kali menjadi pemenang di Valencia pada musim 2010, yang sekaligus sebagai menutup musim sebagai juara. \"Jorge sangat tangguh di sana, saya pikir dia akan sangat cepat di Cheste (Valencia). Kita akan lihat bagaimana Marc bereaksi dengan hal ini, apakah akan bertarung untuk meraih kemenangan atau puas dengan posisi keempat, yang akan memberinya gelar juara dunia,\" ujar mantan juara dunia 500cc asal Spanyol, Alex Criville. Criville menganalisa, dengan mengendurkan tekanan bukan berarti ada bahaya bagi pembalap 20 tahun itu. Sebab, para pembalap di luar tiga besar punya motivasi besar untuk mengakhiri musim dengan hasil memuaskan. \"Berada di posisi belakang juga akan berbahaya karena bisa bertemu pembalap seperti Valentino dan Bautista, mereka adalah petarung di lap-lap terakhir. Itu tak akan mudah untuk Marc, tapi saya bertaruh untuknya untuk jadi juara dunia,\" lanjut Criville. Perkiraan menyaksikan Marquez bakal main aman sepertinya harapan yang sulit. Bermain aman bukan karakter Marquez. Di sepanjang musim, dia menarik perhatian dengan menunjukkan diri sebagai seorang petarung, bahkan dianggap terlalu berani. Beberapa kali diprotes karena dinilai sering melakukan manuver berbahaya yang berisiko pada pembalap lainnya. (ady)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: