Ruhut Akui ’’Cium’’ Bagi-bagi Uang di Kongres

Ruhut Akui ’’Cium’’ Bagi-bagi Uang di Kongres

JAKARTA - Upaya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengurai aliran dana kongres Partai Demokrat 2010 menyeret nama Ruhut Sitompul. Kemarin (14/11) anggota Komisi III DPR itu dicecar penyidik soal asal usul dana pemenangan Anas Urbaningrum. Setelah diperiksa, Ruhut mengatakan hanya mencium aliran itu, tapi tidak melihat. Ruhut yang keluar gedung KPK sekitar pukul 16.40 WIB itu ditanya 30 pertanyaan oleh penyidik. Seluruh pertanyaan berkaitan dengan kongres di Bandung, terutama soal pemenangan Anas. ’’Dalam kongres, saya memenangkan Anas sebagai tim sukses,’’ kata Ruhut. Tugas Ruhut saat itu ialah memberikan semangat kepada pemilik suara yang sudah dirangkul. Mengapa dia dipilih tim Anas untuk menjadi pemberi semangat, Ruhut tidak tahu. Dia menduga, dirinya dipilih karena adanya kedekatan dengan pemilik suara yang banyak dari kawasan Sumatera. Namun, dia menyatakan tidak tahu soal bagi-bagi dana untuk memenangkan Anas. Dia menjamin bersih karena tidak masuk pelaksana teknis yang menyukseskan Anas. ’’Kan dulu ada tiga calon. Aku hanya memberi motivasi dan semangat. Supaya tetap bersama Anas,’’ imbuh Ruhut. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa penyidik mencecar dengan pertanyaan seputar aliran dana. Dia menjawab, mulai soal uang hingga tiket, dirinya tidak mengetahui secara fisik. Ibarat bau, Ruhut mengatakan hanya mencium. Dari mana bau itu? Ruhut tidak buka suara. Dia hanya mengatakan bahwa klaim tim Anas tidak tepat. Terutama soal permintaan agar KPK memeriksa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya, Ibas, yang ada dalam struktur DPP Partai Demokrat. Dia balik menuduh bahwa bau itu justru tercium dari para pendukung Anas yang merasa tidak puas. Namun, mantan pemain sinetron itu menolak memberitahukan siapa namanya. Sebab, menurut Ruhut, pembagian uang tidak merata. Ada yang diberi USD 3 ribu, ada juga lebih besar, yakni USD 5 ribu. ’’SC (steering committee) itu materi, beda. Jadi, Mas Ibas itu nggak ada kaitan. Apa lagi kalau ditanya siapa tim sukses Mas Anas sebagai ketua. Mas Ibas itu bukan tim sukses loh, jadi tolong,’’ jelasnya. Selain itu, berdasar apa yang disampaikan penyidik, Ruhut mengatakan bahwa Sutan Bhatoegana mengaku pernah menerima uang dari Anas. Namun, dia mengaku tidak tahu berapa uang yang diterima Sutan. ’’Aku nggak sebut. Tapi, penyidik bilang Sutan itu gentleman. Kita mesti angkat topi, dia mengakui terima,’’ tuturnya. Ruhut juga mengklaim tidak diberi janji apa pun oleh Anas terkait dengan posisinya sebagai pemberi semangat. Dia mau melakukan itu karena dua calon ketua lainnya, yakni Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie, tidak menawari menjadi tim. Merasa diminta itulah yang membuat dia mau melapangkan jalan Anas menuju ketua umum Demotrat. Kuasa hukum Anas Urbaningrum, Firman Wijaya, kembali bertandang ke gedung KPK. Dia mengatakan membawa bukti terkait dengan keterlibatan beberapa pihak yang wajib dibuka KPK. Yang dia tekankan, soal keterlibatan Ibas dan Presiden SBY di kongres. ’’KPK harus bersikap fair. Ada CD (compact disc) berisi rekaman yang akan kami serahkan kembali supaya tuntas soal Partai Demokrat,’’ jelasnya. Meski pernah ditolak KPK, dia ngotot menyerahkan karena dalam CD itu berisi fakta pembiayaan. Jika tetap menolak, dugaan KPK tidak fair baginya terbukti. Firman meyakinkan bahwa di CD yang dimiliki ada banyak fakta untuk membuktikan bagaimana sesungguhnya proses menjelang kongres. Fakta tersebut seputar sepak terjang tim sukses. Pihaknya melakukan itu karena melihat persoalan kongres hanya ditembakkan kepada kliennya. ’’Saya sebagai penasihat hukum keberatan. Kita terbuka saja dan siapa pun diperiksa, jangan ada special treatment,’’ tegasnya. Firman menyatakan apa yang dilakukan itu tidak ada yang berkaitan dengan balas dendam kepada SBY maupun Ibas. Dia hanya menginginkan keterlibatan semua pihak dibuka. (dim/c4/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: