Misi Brand Indonesia di Unbound Gravel
Saat \"pit stop,\" kami bisa fokus makan dan beres-beres kebutuhan pribadi. Mekaniknya yang sibuk membersihkan dan menservis sepeda. Hanya boleh dilakukan di kawasan yang ditentukan. Ketika kembali di lintasan, kalau ada masalah mekanikal, harus bisa menuntaskan sendiri tanpa bantuan.
Oh ya, kami juga ditemani dua media crew dari Mainsepeda.com. Ini pun tidak mudah. Karena mobil biasa tidak boleh masuk lintasan. Bahkan sebenarnya tidak bisa karena medan yang begitu berat. Panitia akan menyediakan mobil Jeep 4x4 untuk kru media yang terdaftar. Segitu menantangnya!
Tahun lalu, cerita kami mendapatkan perhatian lumayan di channel Mainsepeda di YouTube. Bahkan bisa lebih heboh dari tayangan partner resmi event tersebut.
Tahun ini, kami tentu ingin kembali membawa cerita yang mungkin bisa bermanfaat untuk teman-teman penghobi sepeda lain di Indonesia.
Menunjukkan bahwa ini adalah olahraga yang begitu spektakuler. Bukan sekadar olahraga untuk gengsi, untuk foto-foto. Seperti yang saya dan Ray sering ucapkan di podcast: Anda memilih olahraga sepeda... Dekat dengan kesengsaraan!
Dan sekali lagi, tahun ini kami pergi ke Kansas membawa misi brand Indonesia. Kami semua akan menggunakan sepeda merek Indonesia, mengenakan apparel buatan Indonesia, dan mengandalkan nutrisi merek Indonesia! (azrul ananda)
TENTANG UNBOUND GRAVEL
Unbound Gravel adalah \"The World\'s Premiere Gravel Event.\" Kali pertama diselenggarakan oleh sebuah komunitas di Emporia, Kansas, pada 2006, event ini lantas menjadi populer di seluruh dunia.
Bahkan kategori sepeda \"gravel\" menjadi booming gara-gara event ini. Sekarang, sepeda gravel adalah kategori dengan pertumbuhan terpesat di dunia.
Dulu bernama Dirty Kanza, event ini menjadi Unbound Gravel setelah diakuisisi oleh Life Time, perusahaan event raksasa Amerika. Event ini tetap dijaga berbasis komunitas (mass participation), walau belakangan banyak pembalap profesional kelas dunia ikut turun merebut prestasi di sini.
Daya tarik utama Unbound Gravel adalah medannya. Melintasi jalan-jalan kerikil/berbatu (gravel) di kawasan Flint Hills, di sekitar Emporia. Jenis batunya dikenal keras dan tajam, dulu digunakan sebagai bahan mata panah oleh suku asli Amerika.
Tahun ini, Unbound Gravel diikuti oleh 4.000 peserta dalam beberapa kategori. Yang paling kondang adalah 200 mil, lalu ada 100 mil. Ada pula kelas XL alias 350 mil (560 km), juga kelas-kelas ringan seperti 25 dan 50 mil.
Selama event, kota Emporia jadi seperti kota baru. Jumlah penduduk normalnya hanya 24 ribu orang, bisa melonjak lebih dari 5.000 orang selama weekend event.
Karena kapasitas kota, banyak peserta harus menginap di kota-kota lain. Termasuk yang berjarak 100 km atau lebih dari Emporia! (Azrul Ananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: