Mengurangi Konsumsi Nasi Lebih Sehat
INDRAMAYU – Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Jawa Barat, mengadakan sosialisasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Jawa Barat, di ruang Data I Setda Indramayu, Kamis (14/11). Kegiatan itu diikuti ratusan peserta yang terdiri dari kepala sekolah, TP PKK, Dharma Wanita, wanita tani, PAUD, serta perwakilan masing-masing kecamatan. Narasumber dalam kegiatan itu adalah Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan pada Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Jawa Barat, Ir Lilis Irianingsih MP. Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kabupaten Indramayu, H Warjo SH menjelaskan, melalui sosialisasi itu diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan keanekaragaman makanan nonberas. Karena masih banyak komoditas lain seperti ganyong, tales, ubi kayu, jagung, dan produk nonberas lainnya yang juga lebih menyehatkan. “Hilangkan anggapan kalau belum makan nasi maka belum makan, karena banyak makanan lain pengganti nasi yang ternyata justru lebih menyehatkan,” kata Warjo. Warjo menambahkan, dalam rangka penganekaragaman pangan di Indramayu, dalam waktu dekat akan ada surat edaran bupati kepada masing-masing OPD agar dalam menyediakan snack untuk rapat-rapat menggunakan makanan ringan nonberas dan nonterigu. Sementara Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan pada Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Jawa Barat, Ir Lilis Irianingsih MP menjelaskan, percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di Jawa Barat sangat penting, dalam rangka terus menjamin ketahanan pangan. Apalagi masih banyak komoditas nonberas yang belum diberdayakan secara optimal, seperti ubi, jagung, sayur, dan buah. “Memang konsumsi beras secara nasional turun. Namun penurunan ini tidak diikuti dengan peningkatan konsumsi buah-buahan maupun umbi-umbian, justru konsumsi terigu yang merupakan komoditas impor yang naik,” ungkap Lilis. Lilis juga mengajak masyarakat untuk memperhatikan konsumsi makanan. Menurutnya, makanan harus beragam, bergizi, seimbang dan aman. Sementara selama ini masih banyak kebiasaan buruk masyarakat, yaitu mengonsumsi makanan yang tidak sehat, bahkan banyak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti pengawet dan formalin. Ia juga mengaku prihatin karena tingkat konsumsi masyarakat Jawa Barat terhadap susu masih sangat rendah, yaitu hanya 0,2 liter per orang per bulan. Sementara konsumsi gorengan justru cukup tinggi, yaitu 14,8 potong per orang per bulan. Begitu juga konsumsi sayur dan buah, menurutnya masih sangat rendah. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: