Tanpa Sakit

Tanpa Sakit

Sebagai rumah sakit di pinggir jalan by pass, Anwar Medika sering menerima korban kecelakaan. Itu merangsang dr Agus untuk melengkapi rumah sakitnya dengan fasilitas forensik. Jadilah korban kecelakaan di seluruh kawasan Sidoarjo, Krian, Mojokerto diforensik di Anwar Medika.

Kelebihannya: hasil forensik di situ bisa keluar dalam 1 atau 2 jam. Tidak lagi 24 jam seperti ketika terpusat di Surabaya.

Musim semi dan musim panas sudah lewat. Masuklah musim gugur. Rumah-rumah sakit hasil kerja sama para dokter berguguran.

Orang seperti dr Agus tinggal menadahi guguran-guguran itu. Demikian juga konglomerat seperti grup Mayapada.

Dokter Agus memang mengajak 4 dokter lain menjadi pemegang saham di Anwar Medika. Tapi 4 orang itu kakak-adiknya sendiri. Dan lagi saham di situ tidak dibagi rata.

Dokter Agus memegang 52 persen. Dengan demikian tidak akan ruwet. Ada pemegang veto di rumah sakit itu: dr Agus sendiri.

Setelah membeli 3 rumah sakit dr Agus mendirikan universitas. Di tanah sawah lima hektare itu: Universitas Anwar Medika. Ia merintisnya sejak beberapa tahun lalu.

Wujud awalnya sekolah tinggi. Semua jurusannya di bidang kesehatan: keperawatan, farmasi, laboratorium, dan kebidanan.

Dengan menjadi universitas ia menambahkan jurusan bisnis, informatika, manajemen dan segera membuka fakultas kedokteran. \"Izinnya lagi diurus,\" katanya.

Ke depan, dr Agus akan mengembangkan program \"Sehat Tanpa Sakit\". Ia masih merahasiakan sistem baru yang akan dikembangkan itu.

Tapi ia sudah mulai mencoba  metode pengobatan untuk rambut, kulit dan peremajaan sel tanpa stem cell.

\"Tidak takut jadi masalah seperti dokter Terawan?\" tanya saya.

\"Saya tidak menemukan obat baru kok. Saya hanya menemukan cara mengatasi semua itu,\" katanya.

Tentu saya ingin menjelaskan semua itu. Suatu saat nanti. Terutama kalau saya sudah  menjalaninya sendiri.

Kapan-kapan. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: