Prancis v Ukraina, Rela Mati di Lapangan

Prancis v Ukraina, Rela Mati di Lapangan

PARIS – Akankah mimpi buruk 20 tahun silam itu terulang? Itulah ketakutan yang menghinggapi Prancis jelang pertarungannya di leg kedua playoff Piala Dunia 2014 melawan Ukraina di Stade de France, Paris, dini hari nanti WIB. Kala itu, dalam laga terakhir kualifikasi Piala Dunia 1994, Prancis yang hanya butuh hasil imbang disingkarkan Bulgaria 1-2 di depan pendukung sendiri. Salah satu bintang Prancis yang dikenal bengal, Eric Cantona, sampai menangis dan David Ginola yang dituding sebagai penyebab lahirnya gol kedua Bulgaria dilabeli “pembunuh sepak bola Prancis.” Nah, tugas Prancis dini hari nanti jauh lebih berat ketimbang 20 tahun silam (tayangan langsung SCTV pukul 03.00 WIB). Mereka harus menang dengan margin minimal tiga gol jika ingin lolos ke Brasil tahun depan karena tertinggal 0-2 di leg pertama di Kiev (15/11). “Kami mendapat sedikit tamparan di wajah saat bertandang ke markas mereka (Ukraina). Tapi, sekarang kami memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan,’’ kata Deschamps seperti dilansir AFP. Menurut pelatih berusia 45 tahun itu, untuk mewujudkan semangat dan optimisme besar tersebut, Hugo Lloris dkk jelas dituntut untuk bekerja lebih keras dan terus konsisten menggedor pertahanan lawan. Olivier Giruod, striker Prancis, menegaskan kesiapan menjawan tantangan sang pelatih itu. “Kami rela mati di lapangan agar bisa lolos ke Brasil. Saya tidak bisa membayangkan Prancis gagal lolos ke Piala Dunia,” ujar penyerang Arsenal itu. Secara semangat, Prancis memang meluap. Tapi, di lapangan, mereka justru harus siap tampil tanpa salah satu pilar di belakang, Laurent Koscielny, yang terkena kartu merah. Beruntung, bek Real Madrid Raphael Varane akhirnya bisa dimainkan setelah pada leg pertama lalu absen karena masalah pada lutut. Di pihak lain, Ukraina datang ke Prancis dengan kepercayaan diri tinggi. Tapi, tidak lantas berarti mereka bakal bertahan total untuk membendung tuan rumah yang membutuhkan kemenangan besar dan pasti akan bermain menyerang frontal. ”Tidak kebobolan gol tandang berarti kami bisa bermain dengan cara yang kami inginkan. Terutama dengan mengandalkan serangan balik di leg kedua,’’ kata bek Ukraina, Artim Fedetskiy. (dik/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: