Semboyan Majalengka Asing di Kalangan Pelajar

Semboyan Majalengka Asing di Kalangan Pelajar

MAJALENGKA - Majalengka mempunyai semboyan “Sindang Kasih Sugih Mukti”. Dalam bahasa sunda, sindang berarti mampir atau singgah, kasih berarti saling mengasihi sedangkan sugih dan mukti bisa diartikan sebagai lambang kesejahteraan. Belakangan ini, di kalangan generasi muda khususnya para pelajar semboyan ini terasa asing. Seperti Ima (13) salah satu pelajar SMP Negeri di Majalengka mengaku belum tahu semboyan Majalengka. \"Belum dipelajari di sekolah,\" jawabnya singkat. Lain halnya dengan Iwan Setiawan (15) pelajar SMA, dia pernah mendengar semboyan tersebut namun tidak mengerti artinya. \"Iya saya tahu itu moto Kabupaten Majalengka tapi gak tau artinya, nanti saya cari di internet deh,\" tuturnya. Menanggapi hal tersebut, praktisi pendidikan Toto Warsito MAg mengatakan, perlu adanya upaya pemaparan yang lebih intensif tentang sejarah Majalengka di lingkungan sekolah. Karena, Pemkab melalui Dinas Pendidikan (Disdik) diharapkan lebih memberi porsi pelajaran sejarah Majalengka. \"Di samping moto pembangunan Majalengka Remaja yang kemudian menuju Makmur hendaknya jangan melupakan semboyan leluhur Sindangkasih Sugih Mukti juga tentu tidak dilupakan,\" pesannya. Sementara itu, Budayawan Majalengka, Endang Azam menambahkan, minimnya pemahaman tersebut sangat tidak seimbang dengan kemajuan Kota Angin saat ini. Para pelajar cenderung banyak tidak mengerti jargon Majalengka karena lebih memilih berpendidikan dari sisi kualitas sekolah. Ini menandakan jika moral, kebudayaan kecintaan mereka jelas sudah luntur. Semboyan itu pun tentu substansinya harus jelas dan terarah. “Kalau anak sekolah sendiri tidak tahu bagaimana masyarakat awam bisa tau. Ini tentu harus menjadi evaluasi dari semua elemen baik pendidikan, para tokoh sejarah dan semua yang terlibat seperti pesantren harus mengerti dan memberikan arti pemahaman tersebut,” ujarnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: