Situ Ciniru Belum Kelar

Situ Ciniru Belum Kelar

CINIRU- Meski dibangun sejak tahun 2012, namun hingga kini pembangunan Situ Ciniru belum kelar. Informasi yang diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP), pembangunan situ yang luasnya 500 M2 ini baru mencapai 80 persen. Belum beresnya pembangunan situ yang dinantikan oleh warga Kecamatan Ciniru karena keterbasan dana dari pemerintah. Rencananya tahun depan situ ini akan kelar. “Pembanguan belum seratus persen, insa Allah tahun depan kalau ada alokasi dana bisa dilanjutkan,” ucap Kadis SDAP Drs Nana Sudiana. Menurut dia, saat ini air dari Situ Ciniru bisa digunakan untuk mengairi air lahan pertanian. Tapi karena belum 100 persen, sehingga air dari pintu irigasi belum optimal. Terkait pemanfaatan situ selain untuk mengairi lahan pertanian, Nana mengaku, belum mengetahui. Apakah situ sudah ditebar ikan oleh pihak Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kuningan ataupun dari Pemerintah Desa Ciniru, pihaknya belum mengetahui. Sementara itu, meski pembangunan baru mencapai 80 persen, genangan air terlihat sudah cukup luas, sehingga warga sangat gembira. Namun, dibalik kegembiraan ada kekhawatiran. Karena dengan genangan air itu, bisa membuat situ jebol. Hal ini karena belum semua areal yang mengelilingi situ ditembok. “Saya senang melihat di Ciniru ada situ, tapi karena kualitas dan juga ada beberapa bagian yang belum ditembok membuat waswas situ jebol,” ujar Budi, warga sekitar situ kepada Radar, Rabu (20/11). Menurut dia, dengan adanya irigasi lahan pertanian bisa dipanen minimal dua kali dalam setahun. Bukan hanya itu, situ bisa dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Keberadaan situ ini diharapkan bisa mengairi lahan sawah seluas 53 ha yang selama ini digarap satu tahun sekali. Pembangunan situ sendiri digarap dua rekanan. Satu rekanan fokus membanguan bendungan situnya, satu lagi saluran air. Pembangunan situ sendiri tidak berjalan mulus. Selalu ada masalah. Sebut saja misalnya soal tebing bendungan yang amblas padahal baru dibangun. Kemudian dibangun kembali dan ternyata sempat dibongkar lagi dengan alasan tekstur tanah labil, sehingga akhirnya dicor. Untuk pembangunan saluran air sendiri sempat ditingglakan rekanan dengan alasan tekstur tanah labil. Hal ini sempat membuat kecewa Kepala Desa Ciniru, Din Syamsundin. Syamsudin berharap, pemerintah mengontrol kelanjutan pembangunan irigasi. Jangan seperti bendungan yang beberapa kali bangunannya bermasalah. Dengan adanya pengawasan yang ketat bisa berjalan cepat dan bisa digunakan secepatnya. Pria yang dipanggil Ujang ini menyebutkan, sejak proyek ini dimulai tahun 2012 hingga sekarang ini pihaknya tidak mengetahui berapa jumlah anggarannya. Bahkan, pihak desa terkesan tidak pernah dilibatkan dalam berbagai hal. Padahal, sebagai kepala desa ingin mengetahui informasi yang jelas. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: