Diserang Hama, Harga Gabah Anjlok
KUNINGAN- Cuaca tahun ini yang tidak menentu membuat banyak petani mengeluh. Pasalnya, selain cuaca yang tidak menentu, faktor serangan hama padi mengakibatkan kualitas hasil pertanian tahun ini menurun drastis. Mardi (78), salah satu petani asal Desa/Kecamatan Cilimus menyebutkan, hasil panen tahun ini tidak mencapai target seperti sebelumnya. Cuaca sangat berpengaruh, sehingga rentan diserang hama. Petani sudah berusaha, tapi ternyata serangan hama wereng merajalela. “Panen tahun ini benar-benar membuat saya kecewa. Tapi memang beginilah seni bertani, ada kalanya untung juga rugi. Mudah-mudahan musim tanam berikutnya lebih baik,” kata Mardi yang diamini istrinya, Jatmi (60), kemarin (21/11). Menurutnya, selain karena adanya serangan hama, juga faktor hujan yang terus menerus turun dalam beberapa hari lalu membuat padi yang akan dipenan menjadi rusak. Ia sendiri hanya bisa pasrah dengan kondisi ini . Mardi menyebutkan, yang mengalami nasib seperti ini bukan hanya dia sendiri, namun hampir semua petani. Apabila diperhitungkan, hasil panen kali ini hanya setengahnya dari hasil panen sebelumnya. Bagi petani, kondisi seperti itu tidak bisa menutupi biaya operasional yang selama ini dikeluarkan. Seperti biaya untuk menyiapkan pembelian bibit, buruh pembajakan, proses penanaman padi, pembelian pupuk hingga melakukan panen. Biaya yang dikeluarkan untuk semua itu tidak kecil. “Kalau penghasilan bersih Rp6 juta, biaya opersional Rp3 juta tentu masih ada untung. Tapi ketika biaya dengan hasil impas, petani rugi,” jelasnya. Akibat terserang hama, kata dia, secara otomatis harga pasaran gabah menurun. Karena kadar hampa dan air juga tinggi akibat guyuran hujan. Saat ini telah terjadi penurunan harga gabah kering (HGK), dari Rp550 ribu/kuintal menjadi hanya Rp470 ribu/kuintal. Menurut Mardi, selain karena faktor cuaca dan hama mengakibatkan penurunan harga padi, ulah tengkulak juga menjadi beban para petani. Para tengkulak seringkali memainkan harga meski tidak sesuai kenyatan. Namun para petani tampaknya tidak bisa berbuat banyak. “Untuk masalah harga permainan tengkulak. Tapi kami harus terima keputusan ini,” jelasnya. Terpisah, Darmawan salah seorang tengkulak membenarkan adanya penurunan harga gabah kering pada penen kali ini. Hal ini tidak telepas dari kualitas padi. Ketika musim hujan terus menerus akan berpengaruh menurunkan kulitas padi, di mana kadar air semakin banyak. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: